Tembus Daerah Terpencil, PLN Andalkan Listrik Non-BBM

Sabtu, 26 November 2011 – 11:24 WIB

JAKARTA--PT PLN (Persero) bakal mengoptimalkan energi listrik non-BBM untuk melistriki masyarakat di daerah-daerah terpencilKeberadaan pembangkit ramah lingkungan itu dengan memanfaatkan tenaga air, angin, dan surya merupakan salah satu alternatif untuk menyiasati kenaikan BBM

BACA JUGA: Pembayar Pajak Kakap Tak Diumumkan

Selain itu, langkah ini juga untuk memanfaatkan sumber energi non BBM yang banyak tersebar di berbagai daerah.

“Saat ini kami sedang mengembangkan listrik dengan tenaga air lewat PLTA di daerah Wamena,” kata Direktur Utama PLN Nur Pamudji yang ditemui saat acara penandatanganan nota kesepahaman PLN dan BPPT di Jakarta, Jumat (25/11)


Nur membandingkan, jika menggerakkan pembangkit dengan diesel di pulau-pulau terpencil itu PLN harus merogoh kocek lebih dalam ketimbang misalnya di Pulau Jawa

BACA JUGA: Mandiri Belum Kaji Akuisi Bank Lain

“Kita bawa mesin dieselnya ke sana lalu bahan bakarnya kita bawa juga dengan pesawat Hercules tapi harga membangkitkan listrik setiap kilowatt per jam itu Rp 5.000 dan itu mahal sekali, di Jawa saja di bawah Rp 1.000,” ujarnya
Tapi jika menggunakan PLTA harga produksi listriknya sekitar Rp 1.200-1.500 perKwh

BACA JUGA: Properti Luar Jawa Sangat Potensial



Selain Wamena, perusahaan setrum milik negara itu juga memanfaatkan listrik bertenaga surya (PLTS) di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan biaya Rp 3.000 perKwh“Ini merupakan solusi kreatif tetapi tetap dengan perhitungan yang ekonomisJadi ada solusi nasional,” katanya.

PLN memang menargetkan untuk menerangi 100 pulau kecil di Tanah Air lewat PLTS iniProgram yang digagas mantan Dirut PLN Dahlan Iskan ini ditargetkan rampung  2012 “Nanti 100 pulau ini mungkin selesainya di 2012Dari 100 pulau ini yang sudah berjalan dengan baik ada 6 pulau seperti Bunaken, Banda, Terawan, di Lombok pulau Kelikerawangan dan di Wakatobi,” terang Nur.

Nur mengakui program ini molor dari jadwal awal tahun ini lantaran harus tender pengadaan pembangkit terlebih dahuluIa mengatakan, dengan terlistrikinya 100 pulau ini, maka masyarakat bisa menikmati listrik dan juga menggunakan alat-alat modern yang praktisSetelah program 100 pulau rampung, PLN akan melanjutkan menjadi program penerangan untuk 1.000 pulau di Indonesia.

Nur menambahkan, untuk menggenjot pemanfaatan energi baru terbarukan eersebut, pihaknya terus mengoptimalkan kerjasama bareng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)Kerjasama itu bisa memberikan pedoman dan manfaat di bidang ketenagalistrikan untuk kepentingan nasionalKerjasama yang dirintis sejak 2009 ini, ditargetkan mampu meningkatkan rasio elektrifikasi hingga tahun 2013 seluruh kabupaten teraliri listrik di atas 60 persen.

Nur mengakui, Indonesia yang merupakan negara kepulauan membuatnya sulit menghubungkan listrik-listrik untuk menjangkau pulau-pulau kecilKabel bawah laut menjadi solusi, namun diperlukan dana yang tidak sedikitPeningkatan elektrifikasi ini membutuhkan perjuangan besar

Jangankan di pulau-pulau kecil, Nur mengatakan elektrifikasi di Pulau Jawa saja saat ini belum sampai 80 persenMisalnya ia mencontohkan ada di Bojonegoro, Jember, Cianjur Selatan ada masyarakat yang belum menikmati listrik“Kenapa" karena mereka tinggal di tengah hutanJalannya saja menuju sana menggunakan ojek, belum ada jalan yang bagusJadi PLN sulit menjangkau makanya kita belum menarik jaringan ke sana,” paparnya.

Hingga Oktober 2011 tercatat elektrifikasi di Jawa Bali sebesar 75,4 persen, sementara Indonesia Barat 68,2 persen, Indonesia Timur 59,2 persen, sehingga total elektrifikasi secara nasioanl 71,2 persen.

Sementara itu, kepala BPPT Marzan Aziz Iskandar PLTS potensial untuk dikembangkan di Indonesia Timur seperti Flores dan PLTA di IrianKedua pembangkit listri itu ditaksir mampu menghasilkan listrik dengan harga Rp 3.00 per Kwh.(lum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menkeu Kejar Pajak Orang Kaya Baru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler