Tempe Langka, Ketua DPD Minta Pemerintah Stabilkan Harga Kedelai

Senin, 04 Januari 2021 – 20:54 WIB
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Foto: Humas DPD.

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta pemerintah segera menstabilkan harga kedelai di pasaran agar masyarakat tidak kesulitan mencari tahu dan tempe. Pasalnya, belakangan ini stok tahu dan tempe langka di pasaran akibat meroketnya harga kedelai.

"Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan kami harapkan segera mencari solusi menstabilkan harga kedelai.  Pemerintah juga harus memastikan ketersediaan stok kedelai sebagai bahan dasar tahu dan tempe," ujar LaNyalla, Senin (4/1).

BACA JUGA: Harga Kedelai Naik, Tahu Tempe jadi Tipis

Seperti diketahui, kebutuhan kedelai di Indonesia masih mengandalkan impor yang harganya mengikuti pasar global. Saat ini harga kedelai impor sedang tinggi karena menurunnya produksi di negara produsen dunia sejak pandemi Covid- 19. Sementara, permintaan impor justru naik tajam khususnya dari Tiongkok.

Harga kedelai global pun mengalami kenaikan 35 persen hingga menjadi Rp 9.500 per kilogramnya. Belum lagi, ongkos angkut kedelai dengan kapal laut pun menjadi naik karena waktu tempuh impor dari negara asal ke tujuan menjadi lebih lama akibat pembatasan yang dilakukan di masa pandemi corona.

BACA JUGA: Soal Rencana Hapus Formasi Guru dari CPNS, LaNyalla: Jangan Merugikan Tenaga Pendidik

“Kondisi ini harus disiasati sehingga tidak berdampak pada menurunnya stok kedelai di Indonesia," ujar LaNyalla.

Menurutnya, sejak pandemi Covid-19, kedelai impor turun 11,5 persen sehingga hanya 2,3 ton yang masuk Indonesia. "Akhirnya harga kedelai naik," tegasnya.

BACA JUGA: Kementan Komitmen segera Tingkatkan Produksi Kedelai Lokal

Mahalnya harga kedelai bahkan membuat para pengrajin tahu dan tempe mogok produksi selama beberapa hari pada pekan lalu.

LaNyalla berharap mogok produksi tidak lagi terjadi karena membuat tempe dan tahu hilang di pasaran. “Tempe dan tahu  termasuk bahan pokok yang banyak dikonsumsi dalam pemenuhan gizi harian masyarakat Indonesia. Produksinya tidak boleh terhenti,” ucap senator asal Jawa Timur itu.

Karena itu, kata dia, penting bagi pemerintah untuk menjaga stabilitas harga kedelai agar produksi tahu tempe tetap berjalan dan harganya tetap terjangkau oleh masyarakat luas.

Mantan ketum PSSI ini juga meminta kepada pengrajin tahu dan tempe selain tidak lagi mogok produksi, juga tak menaikkan tinggi harga tempe tahu meski ada kenaikan harga bahan baku.

“Mungkin bisa disiasati dengan memperkecil potongan tahu dan tempe. Lalu kalaupun memang harganya harus naik, jangan terlalu signifikan karena masyarakat yang akan dirugikan,” ucap LaNyalla.

Ketua DPD pun mendorong Kementerian Pertanian agar memperbesar produksi kedelai lokal. Dengan begitu, kata LaNyalla, Indonesia tidak tergantung kepada kedelai impor.

Kementan saat ini juga sedang melakukan riset benih unggul dan teknologi budi daya komoditas untuk meningkatkan produktivitas kedelai lokal.

"DPD mendorong agar upaya tersebut bisa segera terealisasi. Mari kita terus mendukung pemerintah agar mampu memiliki kualitas dan kuantitas kedelai yang memadai. Dengan demikian Indonesia tidak lagi bergantung dengan negara lain untuk memenuhi stok kedelai,” sambung LaNyalla. (*/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler