jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyinggung pemerintah hanya gunting pita melanjutkan pembangunan proyek rezim Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Adian pun memilih menguji pernyataan putra sulung Presiden ke-6 RI itu sebuah kebenaran atau kebohongan dengan membeberkan temuannya dengan data infrastruktur era Presiden Joko Widodo (Jokowi) vs SBY.
BACA JUGA: AHY Sindir Jokowi Hanya Gunting Pita, Ferdinand Balas Begini, Jleb Banget
"Kita ambil contoh tiga jenis infrastruktur, semoga contoh ini cukup mewakili. Sebagai alat ukur awal kapan pembangunan, kita gunakan dari tahap konstruksi dimulai," kata Adian Napitupulu melalui keterangan tertulis kepada JPNN.com, Senin (19/9).
Pertama, legislator dari Dapil Jawa Barat V itu menyebutkan data mengenai jalan tol yang dibangun SBY selama periode 2005 hingga 2014.
"Mulai dari konstruksi hingga gunting pita total 189,2 kilometer," beber Adian.
BACA JUGA: AHY Sindir Jokowi Hanya Gunting Pita, Respons Ruhut Sitompul Pedas, Singgung Kasus Hambalang
Sementara itu, lanjut Adian, konstruksi jalan tol yang dimulai oleh pemerintahan SBY, tetapi diselesaikan oleh Presiden Jokowi totalnya sepanjang 222 kilometer.
"Kalau total panjang jalan tol yang dimulai era Jokowi tahun 2015 hingga nanti 2023 total sepanjang 2.290 kilometer," ungkap politikus PDIP kelahiran Manado, Sulawesi Utara itu.
Kedua, Adian membeberkan temuannya soal data terkait infrastruktur bandara era Jokowi vs SBY.
Dia menyebutkan hingga akhir 2014, SBY menyelesaikan 24 bandara yang sebagian besar sudah dikerjakan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.
"Jadi SBY hanya meneruskan sebagian lalu ikutan gunting pita, bukan membangun seluruhnya dari awal," tegasnya.
Sementara itu, Presiden Jokowi menyelesaikan tujuh bandara yang peletakan batu pertamanya (ground breaking) dilakukan SBY, yaitu Kertajati, Tebelian, Muara Teweh, Buntukunik, Morowali, Miangas dan Namniwel.
"Adapun bandara yang konstruksinya dimulai oleh Jokowi sejak 2015 dan akan selesai 2023 total ada 31 bandara," beber Adian lagi.
Ketiga, Adian membeberkan temuannya soal data terkait pembangunan bendungan era Jokowi vs SBY.
"Beberapa bendungan dimulai konstruksinya tahun 2014, beberapa bulan sebelum masa jabatan SBY berakhir, seperti Bendungan Tentip, Raknamo, Logung, Gondang dan Pidekso," kata Adian.
Menurut Adian, Presiden SBY kemungkinan hanya sempat melakukan seremoni peletakan batu pertama di lima bendungan tersebut.
"Ya kira kira bermodal satu sak semen dan beberapa buah batu saja. Kenapa demikian? Karena memang masa jabatan SBY di tahun 2014 secara konstitusional hanya sepuluh bulan saja," bebernya.
Temuan Adian lainnya, SBY dinilai berperan cukup besar dalam pembangunan 13 bendungan lainnya yang tidak selesai.
"Itupun penyelesaiannya tetap di tangan Jokowi," ungkapnya.
Adian juga menampilkan data temuannya soal bendungan yang konstruksinya dibangun dan diselesaikan di era periode Jokowi.
"Dalam data saya dari 2015 hingga nanti 2023 total ada 39 bendungan, sementara empat lagi diresmikan tahun 2025 bonus bagi pemerintahan berikutnya," kata Adian lagi.
Karena itu merujuk dari temuan berupa data yang disampaikannya tersebut, Adian mengatakan pernyataan AHY yang menyinggung pemerintah hanya gunting pita melanjutkan pembangunan proyek rezim SBY sebagai hoaks atau kebohongan.
"Semoga tiga jenis infrastruktur ini cukup menjadi bukti bahwa pernyataan AHY itu tidak benar, atau kalau istilah sekarang menurut definisi versi KBBI dan Wikipedia, kebohongan itu sesuai dengan definisi hoaks," tegasnya.
Adian juga menyampaikan dirinya siap membeberkan data terkait infrastruktur lainnya yang sudah dibangun Jokowi jika Ketum Partai Demokrat itu membutuhkan data.
"Nanti saya akan sampaikan yang sudah dibangun Jokowi mulai dari 316.590 kilometer jalan desa, 1.597.529 meter jembatan desa, 1.474.544 unit air bersih desa, 501.054 unit irigasi desa," bebernya lagi.
Adian juga menawarkan data infrastruktur lain terkait jalan nasional non-tol, infrastruktur limbah, listrik, telekomunikasi, minyak, gas bumi, olah raga, pariwisata, dan perumahan rakyat sesuai Perpres Nomor 38 Tahun 2015.
"Atau kalau AHY tertarik saya juga bisa sampaikan data terkait seribu lebih unit Rusun yang karena mangkrak lalu jadi seram tapi bisa sukses untuk tempat shooting Pengabdi Setan. Atau mungkin masih butuh data Hambalang juga," ujarnya.
Adian mengaku merasa kasihan kepada Mas AHY ketika membaca pernyataannya yang menyinggung pemerintahan Jokowi hanya gunting pita melanjutkan pembangunan proyek saat ayahnya memimpin negeri ini.
"Saran untuk teman-teman di Partai Demokrat tolong jangan jerumuskan AHY," pesan Adian Napitupulu. (mar1/jpnn)
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi