jpnn.com - JAKARTA - Kejanggalan dalam penerbangan AirAsia QZ8501 yang naas di Laut Jawa terungkap satu demi satu. Sebuah sumber mengungkapkan bahwa Kapten Irianto yang memiloti AirAsia rute Surabaya-Singapura itu sempat meninggalkan tempat duduknya.
Sebagaimana dikutip The Independent dari Reuters, dua sumber yang dekat dengan penyelidik tragedi AirAsia QZ8501 menyebut Kapten Irianto meninggalkan kursi pilotnya untuk menjalankan sebuah prosedur yang tak lazim saat ko-pilot yang mendendalikan pesawat sudah kehilangan kontrol pada burung besi buatan Airbus itu. Saat Irianto kembali ke kursinya, kondisinya sudah terlambat untuk menyelamatkan penerbangan.
BACA JUGA: ââ¬Å½Sidang Praperadilan Budi, Kerahkan 500 Personil
Menurut sumber Reuters, investigator pemeriksa flight augmentation computer (FAC) yang diambil dari AirAsia QZ8501 menemukan adanya ketidaklaziman yang dilakukan pilot karena mematikan sistem. “Anda bisa me-reset FAC, namun memutus semua daya ke FAC itu tak biasa,” kata sumber yang juga seorang pilot Airbus A320 itu.
Untuk memutus aliran listrik ke FAC, pilot harus meninggalkan tempat duduknya sehingga bisa menjangkau instrumen di belakang ko-pilot. Namun, tetap saja tindakan yang dilakukan Kapten Irianto itu dianggap tak lazim.
BACA JUGA: Tolak BG Jadi Kapolri, Jarimanis Ingatkan Jokowi
“Anda tidak akan menarik pemutus sirkuti kecuali benar-benar dalam kondisi darurat. Saya tidak tahu dalam hal ini, tapi itu sangat tidak lazim,” lanjutnya.
Para ahli mengatakan, lepasnya FAC tidak akan secara langsung mengubah lintasan pesawat. Namun, hal itu akan melepas “amplop pelindung” yang berfungsi untuk mencegah pilot membawa pesawat melampaui batas keselamatan.
BACA JUGA: Ini Kata Denny soal Perbedaan SBY dan Jokowi Tangani KPK Vs Polri
Tak lama setelah Kapten Irianto mematikan FAC, pesawat AirAsia QZ8501 menanjak tajam sehingga terjadi stall dan kehilangan daya angkat. “Kelihatannya (ko-pilot) kaget dan terkejut karenanya (Kapten Irianto mematikan FAC, red),” ujar sumber itu.
“Ko-pilot lantas menarik kemudi dan pada saat kapten kembali memegang kontrol, itu sudah sangat terlambat.”
Temuan ini bertentangan dengan laporan sebelumnya yang menyebut ko-pilot memegang kendali saat AirAsia QZ8501 celaka sebagaimana hasil analisa pada flight data record. Sementara pihak AirAsia belum mau menanggapi hal itu dengan alasan masih menunggu hasil penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Ketua KNKT, Tatang Kurniadi mengatakan bahwa sebenarnya tidak terlambat bagi Kapten Irianto untuk memegang kembali kendali pesawat. Namun, Tatang enggan berbicara lebih jauh.(theindependent/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-gara Masalah Sepele Ini, Revisi UU Pilkada Ngadat
Redaktur : Tim Redaksi