Temuan Roy Suryo soal Video Kontroversial Atta Halilintar

Jumat, 15 November 2019 – 13:39 WIB
Politikus Partai Demokrat yang juga mantan Menpora Roy Suryo. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pemerhati multimedia Roy Suryo punya analisis soal video Atta Halilintar yang dianggap menista agama. Mantan anggota Komisi I DPR yang membidangi komunikasi dan informatika itu merasa perlu mengomentari video yang dianggap kontroversial tersebut sebelum persoalannya melebar ke mana-mana.

Dalam catatan Roy, video Atta yang kini dipersoalkan itu diunggah ke YouTube sekitar setahun lalu. Walakin, video tersebut sudah dihapus dari kanal berbagi video itu.

BACA JUGA: Dilaporkan Kasus Penistaan Agama, Atta Halilintar: Tuhan, Aku Manusia Biasa

“Namun belakangan di-upload lagi ke kanal YouTube atas nama Ridwan Swallow dengan editing (pemotongan) dan beberapa caption pada bagian-bagian dalam video tersebut,” ujar Roy melalui layanan pesan, Jumat (15/11).

Menurut Roy, video asli Atta yang telah dihapus dari YouTube itu berdurasi 5 menit 55 detik. Namun, durasi video editan di kanal YouTube atas nama Ridwan Swallow hanya sekitar 55 detik saja.

BACA JUGA: Diduga Menistakan Agama, Atta Halilintar Dilaporkan ke Polisi

“Jadi hanya seperlima dari aslinya dengan diberi judul baru Pelecehan Penistaan Agama Atta Halilintar,” tutur Roy.

Lebih lanjut Roy memerinci, video asli Atta Halilintar memiliki resolusi 1280 x 720 piksel dan direkam menggunakan dua sudut pengambilan. Pertama mulai TCR 00.00 sampai dengan 03.10 sudut pandangnya dari arah depan lurus barisan saf salat, sedangkan yang kedua mulai TCR 03.10 hingga 05.55 dari arah samping kanan.

“Namun pada video yang diunggah kembali oleh Ridwan Swallow tersebut langsung dimulai pada bagian kedua dan hanya berdurasi tidak lebih dari satu menit dengan menghilangkan caption aslinya,” tutur Roy.

Pria asal Yogyakarta itu menambahkan, sebenarnya video asli dari Atta untuk mengedukasi tentang perbuatan yang tidak boleh dilakukan dalam salat. Pada akhir tayangan Atta dan Gank Hailintar tampak menyerukan ‘jangan tiru video ini’ sambil meminta dukungan subscriber sebanyak-banyaknya.

“Saya memang tidak memberi penilaian atas adegan-adegan tersebut karena hal itu hal menjadi kompetensi ahli agama. Namun yang perlu ditegaskan di sini adalah adanya editing pada bagian awal, akhir dan masing-masing caption scene adegan-adegan tersebut, maka bisa berbeda pula persepsi yang menontonnya,” kata Roy.

Oleh karena itu Roy menegaskan, agar persoalan tersebut secepatnya klir maka video aslinya harus ditelaah secara menyeluruh. Mantan dosen fotografi perguruan tinggi negeri di Yogyakarta itu juga mengharapkan semua pihak mengambil pelajaran dari persoalan tersebut.

“Semoga siapa pun bisa belajar dari kasus ini, bukan hanya Atta dan Gank Halilintar-nya, tetapi juga para YouTuber yang ingin tampil agar jangan asal memburu subscriber semata dengan menyinggung hal-hal sensitif,” katanya.(ara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler