JAKARTA — Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono siang ini menerima tamu negara dari Tiongkok yaitu Sekretaris Partai Komunis Tiongkojk (CPC) Peng Qinghua di Istana Merdeka, Senin (17/6). Ia datang bersama Dubes China Liu Jianchao, Deputi Sekjen CPC Lin Huaiyong, Dirjen Luar Negeri Guangxi Li Wenjie dan Dirjen Badan Internasional Guangxi Zeng Junjian.
Dalam pertemuan ini, Presiden dan delegasi dari Tiongkok membahas kerjasama ekonomi terutama terkait investasi antardua negara.
“Beliau mempunyai misi untuk melanjutkan kerjasama investasi di bidang mineral dengan Antam senilai USD 1,6 miliar. Juga kerjasama yaitu trade and economic zone di Bekasi dan diikuti secara aktif oleh 30 investor dari Tiongkok,” ujar Menperin, MS Hidayat yang ikut mendampingi Presiden dalam pertemuan itu.
Selain kerjasama itu, kata Hidayat, pemerintah Tiongkok juga akan mengembangkan industry mineral di kawasan Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Akan diundang sejumlah investor besar dari Tiongkok untuk program hilirisasi di bidang mineral tersebut.
“Ini point momen penting ketika Indonesia ingin melaksanakan UU tentang Mineral, di mana mulai tahun 2014 kita melarang eskpor bahan mentah mineral, dan mendirikan industri smelter sehingga nilai tambahnya lebihnya ada di Indonesia,” lanjut Hidayat.
Dalam pertemuan ini Presiden juga didampingi oleh Seskab Dipo Alam, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Dubes LBBP RI Untuk RRT Imron Cotan, Jubir Presiden Julian Aldrin Pasha dan Stafsus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah. (flo/jpnn)
Dalam pertemuan ini, Presiden dan delegasi dari Tiongkok membahas kerjasama ekonomi terutama terkait investasi antardua negara.
“Beliau mempunyai misi untuk melanjutkan kerjasama investasi di bidang mineral dengan Antam senilai USD 1,6 miliar. Juga kerjasama yaitu trade and economic zone di Bekasi dan diikuti secara aktif oleh 30 investor dari Tiongkok,” ujar Menperin, MS Hidayat yang ikut mendampingi Presiden dalam pertemuan itu.
Selain kerjasama itu, kata Hidayat, pemerintah Tiongkok juga akan mengembangkan industry mineral di kawasan Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Akan diundang sejumlah investor besar dari Tiongkok untuk program hilirisasi di bidang mineral tersebut.
“Ini point momen penting ketika Indonesia ingin melaksanakan UU tentang Mineral, di mana mulai tahun 2014 kita melarang eskpor bahan mentah mineral, dan mendirikan industri smelter sehingga nilai tambahnya lebihnya ada di Indonesia,” lanjut Hidayat.
Dalam pertemuan ini Presiden juga didampingi oleh Seskab Dipo Alam, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Dubes LBBP RI Untuk RRT Imron Cotan, Jubir Presiden Julian Aldrin Pasha dan Stafsus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanura Tak Setuju BLSM Karena Didanai Asing
Redaktur : Tim Redaksi