Temui Uskup Leo, Komarudin Watubun Gelorakan Semangat Kebinekaan

Selasa, 29 Januari 2019 – 19:41 WIB
Ketua Bidang Kehormatan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan Komarudin Watubun menemui pemimpin umat Katolik Keuskupan Jayapura Uskup Leo Laba Ladjar di Jayapura, Papua, Selasa (29/1). Foto: Charlie Lopulua/Indopos/JPNN

jpnn.com, JAYAPURA - Ketua Bidang Kehormatan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan Komarudin Watubun terus menggelorakan semangat kebinekaan di Papua.

Salah satu caranya dengan menemui pemimpin umat Katolik Keuskupan Jayapura Uskup Leo Laba Ladjar di Jayapura, Papua, Selasa (29/1).

BACA JUGA: PDI Perjuangan Minta Politikus Belajar Mencontoh Butet

Dalam kesempatan itu Komarudin dan Uskup Leo membicarakan banyak hal penting.

Di antaranya, pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi rakyat, lingkungan dan dialog penyelesaian masalah hak asasi manusia (HAM0 di Papua.

BACA JUGA: Rosaline Irene Rumaseuw Dorong KPK Berani Rambah Papua

"Ini perjumpaan yang monumental. Selain bersilaturahmi, juga bertukar pikiran tentang partisipasi umat beragama dalam bidang politik,” kata Komarudin.

BACA JUGA: Kelakar Politik di Perayaan Ultah ke-72 Megawati

Pria yang karib disapa Bung Komar itu menambahkan, pendampingan moral dan spiritual dari pemuka agama kepada umat yang terjun di dunia politik merupakan keharusan.

“Dengan demikian, para politikus bisa menjalankan politik yang bermoral untuk kesejahteraan  seluruh lapisan masyarakat," ujar Bung Komar.

Dia mengatakan, pertemuan antara pemimpin politik dan pemuka agama di Indonesia sudah terjadi sejak lama.

Bung Komar mencontohkan pertemuan Uskup pribumi pertama Indonesia Monsinyur Albertus Soegijapranoto dengan Presiden Soekarno pada Desember 1974.

Menurut Bung Komar, dua tokoh nasional itu terus menjalin persahabatan sejati demi kerukunan dan solidaritas antarumat beragama agar persatuan Indonesia semakin kuat.

Uskup Soegjapranoto sendiri meninggal dunia pada 22 Juli 1963. Kegigihannya memperjuangkan keindonesiaan sejati dan menduniakan nilai-nilai Pancasila berbuah penghargaan.

Soekarno menerbitkan Surat Keputusan (SK) Presiden Nomor 52/Tahun 1963 dengan memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada almarhum Uskup Albertus Soegijapranota pada 26 Juli 1963.

"Saya seorang muslim dan Uskup Leo seorang pemeluk agama Katolik. Kami berdua sama-sama mengimani Allah Yang Maha Esa yang diwariskan Nabi lbrahim yang adalah soko guru iman monotheisme," tegas Bung Komar.

Sementara itu, Uskup Leo mengaku gembira menerima kunjungan Bung Komar di Kantor Keuskupan Jayapura.

Menurut dia, semua komponen bangsa harus memberikan perhatian besar pada berbagai permasalahan di Papua.

“Sebab, permasalahan ini sudah sangat lama tidak terselesaikan secara baik dan bermartabat. Kami berharap Bapak Komarudin ketika nanti kembali berada di DPR RI bisa mengajak para wakil rakyat untuk memikirkan secara serius permasalahan Papua agar semuanya segera tuntas,” kata Uskup Leo.

Uskup Leo menambahkan, semua umat beragama memiliki keinginan yang sama. Yakni, merindukan situasi yang damai.

“Semua dipanggil untuk membangun kerukunan serta hubungan yang harmonis dengan berbagai  komponen  masyarakat," kata Uskup Leo. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Swara Gembira dan Tema 72/27 untuk Ultah Bu Mega


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler