Temukan 3 Manfaat Hidroterapi Bagi Kesehatan Anda

Minggu, 26 April 2015 – 06:15 WIB
Rasakan 3 Manfaat Hidroterapi Bagi Kesehatan Anda

jpnn.com - JPNN.com - Penggunaan air sebagai media terapi atau hidroterapi memang bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Selain cedera, gangguan encok, rematik, dan saraf bisa dipulihkan. Air hangat yang digunakan untuk terapi membuat sirkulasi darah lancar. Kondisi psikologis pun lebih rileks.

BACA JUGA: Kontemporer Jazz, Tarian dengan Gerakan Fun

Dokter Rr Anasthasia T.S. SpKFR, spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan, Surabaya, Jawa Timur menjelaskan bahwa ada banyak bukti dan pasien yang merasakan manfaat hidroterapi. Efeknya, penyakit sembuh atau keluhan berkurang.

Dasar utama penggunaan air hangat untuk pengobatan adalah efek hidrostatis dan hidrodinamis. Secara ilmiah, air hangat berdampak fisiologis bagi tubuh.

BACA JUGA: Warna yang Mengagumkan, Siklop Jayapura, Makin Jernih, Kian Mahal

Pertama, berdampak pada pembuluh darah. Suhu panas air akan membuat sirkulasi darah menjadi lancar. Kedua, faktor pembebanan dalam air akan menguatkan otot-otot dan ligamen yang memengaruhi sendi-sendi tubuh. Tak heran, pasien dengan gangguan encok dan rematik sangat baik bila diterapi air hangat.

“Ketiga, latihan dalam air berdampak positif bagi otot jantung dan paru-paru. Latihan di dalam air membuat sirkulasi pernapasan menjadi lebih baik,” tutur Anasthasia kepada Radar Surabaya (Grup JPNN.com), Minggu (26/4).

BACA JUGA: Awas! Anak Terpapar Pemutih Berisiko Terkena Infeksi

Efek hidrostatis dan hidrodinamis pada terapi tersebut juga membantu menopang berat badan saat latihan jalan. Selain hal-hal positif di atas, air yang bersuhu 32 hingga 34 derajat Celsius memengaruhi oksigenisasi jaringan sehingga dapat mencegah kekakuan otot, mampu menghilangkan rasa nyeri, menenangkan jiwa, dan merilekskan tubuh.

Penyakit yang biasanya sembuh melalui hidroterapi adalah cedera. Pengaruh daya apung air membuat beban terhadap sendi tubuh berkurang. Selain itu, suhu air yang hangat akan meningkatkan kelenturan jaringan.

Hal itulah yang mengurangi rasa nyeri serta memungkinkan hasil terapi didapat secara optimal.

“Beban dan rasa sakit yang diderita akibat cedera mampu berkurang dengan adanya tekanan dan suhu air yang sesuai. Karena itu, sangat disarankan menggunakan terapi air untuk pemulihan cedera,” jelas Anasthasia.

Begitu juga pada penderita stroke. Terapi tersebut akan memungkinkan penderita stroke lebih mudah berjalan dalam air daripada di darat karena pengaruh daya apung air membuat tubuh lebih ringan.

Jika berjalan di darat, tubuh manusia lebih berat karena mengalami gaya tarik Bumi atau gravitasi. Karena itu, pasien stroke yang mengalami kelumpuhan cenderung sulit berjalan di darat.

“Ketika kita masuk ke kolam air sebatas pusar, berat tubuh tinggal 50 persennya. Bila kita berendam dalam kolam air setinggi dada, berat tubuh akan berkurang sekitar 70 persen. Karena itu, latihan yang sulit dilakukan di darat dapat dilakukan dalam air,” paparnya.

Penderita masalah tulang belakang juga bisa menggunakan terapi tersebut untuk mengobati dan meringankan keluhannya. Misalnya, hernia nucleus polposus  (HNP) dan skoliosis (kelainan bentuk tulang belakang).

Terapi itu menimbulkan relaksasi, peregangan, dan penguatan otot agar tulang belakang lebih stabil dan otot lentur.

“Hasil akhirnya, rasa nyeri hilang secara signifikan. Lebih dari itu, terapi tersebut bisa memperbaiki postur tubuh. Pada kasus mereka yang baru saja mengalami cedera/pascaoperasi, setelah melakukan gerakan-gerakan di air, otot yang kaku bisa dilenturkan kembali. Pasien pun akan merasa lebih nyaman dan rileks,” jelas Anasthasia.

Air juga berguna bagi anak-anak yang mengalami gangguan. Terutama gangguan gerak akibat spastisitas. Di antaranya, anak penderita  cerebral palsy (CP). Pada anak yang terlambat berjalan, sebelum diterapi, mereka akan dievaluasi dari segi usia, tingkat kemampuan, maupun tingkat kesulitan yang dialami.

Untuk bisa berjalan, anak tentu harus melalui berbagai tahapan yang dimulai dengan tengkurap, duduk, merangkak, sampai berdiri.

Biasanya, anak tidak akan langsung diajari berjalan bila tahap sebelumnya belum mampu dilakukan. Pada anak yang mengalami kesulitan bergerak karena spastisitas/kekakuan, ketika di air, umumnya dia akan lebih mudah bergerak.

Dengan demikian, spastisitas anak diharapkan berkurang karena ada bantuan yang berupa dorongan air yang sifatnya bisa melenturkan gerak tubuh.

“Meskipun tidak semua anak dengan gangguan tersebut dapat diberi hidroterapi/terapi air, terapi tersebut bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif,” tegasnya.

Anasthasia menjelaskan bahwa kunci keberhasilan penyembuhan ada pada semangat dan kedisiplinan pasien. Terutama dalam berlatih.

Pasien disiplin berlatih sehingga otot tidak menjadi kaku lagi. Pada praktiknya, di setiap sesi latihan dalam air pasien mendapatkan satu terapis untuk satu pasien.

“Untuk mendapatkan hasil signifikan, pasien dengan semua jenis nyeri sendi diharapkan menjalani terapi 6 hingga 8 minggu dengan durasi dua kali seminggu. Sekali terapi dilakukan dalam 30 menit.

Pada pasien stroke, waktu pemulihan bergantung pada berat ringan dan jenis strokenya, apakah disebabkan perdarahan atau penyumbatan. Selain jenis penyakitnya, pemulihan sroke juga bergantung pada motivasi si pasien sendiri,” urainya. (ono/awa/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Apakah Suhu Tubuh Anda Terlalu Panas?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler