jpnn.com - MOJOKERTO - Jumlah kasus gizi buruk di Kabupaten Mojokerto ternyata masih cukup tinggi. Sampai Oktober lalu, ditemukan ada 78 balita yang menderita gizi buruk.
"Meski masih cukup banyak, di sini tidak sampai terjadi kekurangan gizi secara masal. Jumlahnya jauh di bawah target nasional," ujar Kabid Kesga dr Agus Suyoso, kemarin.
BACA JUGA: Pemimpin Harus Berani Kelola SDA demi Kesejahteraan Rakyat
Menurutnya, bila dibandingkan dengan jumlah total balita maka angka gizi buruk itu tidak sampai satu persen. Padahal, target nasional adalah maksimal 2,5 persen.
Pada 2011, dari total 69 ribu balita, hanya 0,3 persen atau 209 balita yang menderita gizi buruk. Pada 2012 hanya ditemukan ada 103 balita atau 0,15 persen dari total 68 ribu balita. "Setiap ada temuan kasus gizi buruk, kami langsung menangani sehingga cepat kembali normal," katanya.
BACA JUGA: Warga Karawang Menuntut Hak Kepemilikan Tanah Dikembalikan
Untuk kasus gizi buruk akut, ungkap dia, setidaknya ada beberapa langkah penanganan. Yakni, memberi makanan tambahan untuk pemulihan seperti susu dan biskuit. Lalu, konsultasi medis spesialis dan rujukan ke rumah sakit. "Biasanya anak gizi buruk memiliki penyakit penyerta," terangnya
Penyakit penyerta itu ditangani dulu guna memudahkan pemulihan. Keluarga lantas diberi pendampingan untuk pemulihan gizi balita. "Untuk pencegahan, orang tua harus benar-benar memantau tumbuh kembang anak. Misalnya, rutin ke posyandu setiap bulan hingga usia lima tahun," tandasnya. (jif/nk/JPNN)
BACA JUGA: Dicurigai Cemari Lingkungan, RSUD Aloei Saboe Ditarget KLH
BACA ARTIKEL LAINNYA... Desak Mendagri Tak Akui Pasangan Curang
Redaktur : Tim Redaksi