Tenaga Medis Diancam, Ganjar: Jangan Aneh-aneh, Saya Minta Polisi Tindak Tegas Pelakunya

Minggu, 31 Mei 2020 – 16:09 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Foto: Instagram

jpnn.com, SEMARANG - Seorang tenaga medis di UPTD Puskesmas Kedawung, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah mendapat ancaman dan intimidasi.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta polisi untuk menindak tegas pelaku.

BACA JUGA: Jimly Asshiddiqie: PSBB Saja Belum Konsisten, Kok Mau New Normal

"Saya harap polisi tidak usah ragu, kami mendukung siapapun yang mengancam untuk ditindak, apalagi kepada tenaga medis," kata Ganjar di Semarang, Minggu (31/5).

Ganjar mengaku sudah mendapat laporan mengenai ancaman yang diterima petugas medis melalui layanan aplikasi WhatsApp usai melakukan pemeriksaan terhadap pasien COVID-19.

BACA JUGA: Tak Diduga, Pasar Cileungsi Bogor jadi Klaster Baru Penyebaran Corona

Terkait dengan itu, dirinya meminta masyarakat tidak memberikan stigma negatif terhadap para petugas kesehatan dalam melaksanakan tugasnya melawan COVID-19 sebab semuanya sudah dilakukan sesuai standar dan prosedur yang ada.

"Jangan lagi pernah ada model-model seperti ini. Tolong jangan ada yang aneh-aneh, kami lagi dalam kondisi sulit, maka saya dukung petugas keamanan untuk bisa menyelesaikan ini, diperiksa saja," tegasnya.

BACA JUGA: IPW Minta Bebaskan Pecatan TNI Ruslan Buton, Polri Terlalu Paranoid

Orang nomor satu di Jateng itu juga mendapat informasi yang menyebutkan korban pengancaman menjadi trauma dan ketakutan sehingga dirinya meminta agar korban melaporkan kepada kepolisian secara gamblang tentang apa yang terjadi agar segera ditindaklanjuti dan cepat bisa diselesaikan.

"Saya minta korban melaporkan secara gamblang, tidak boleh ada stigma-stigma negatif yang nanti membuat hati orang terluka," ujarnya.

Ganjar ingin mendalami persoalan itu karena dari laporan yang masuk, belum jelas kronologi pengancaman, penyebab, dan faktor lainnya.

"Sebenarnya kalau saya bisa tahu orangnya (korban pengancaman, red), saya ingin telepon untuk dengar sendiri. Saya ingin dengar siapa yang mengancam, apa persoalannya sehingga jelas apa yang terjadi. Kalau memang korban ketakutan atau trauma, akan kami bawa ke shelter agar dia aman," katanya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, pengancaman terhadap petugas medis itu bermula ketika ada keluarga yang anggotanya positif COVID-19 sehingga kemudian petugas datang untuk melakukan serangkaian tes cepat kepada keluarga yang bersangkutan.

Diduga akibat dari adanya pemeriksaan tersebut, salah satu keluarga merasa dikucilkan di lingkungannya dan warga sekitar menjadi tidak berani mendekat.

Hal itu diduga membuat pelaku mengancam dan mengintimidasi salah satu petugas puskesmas. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler