Tentang Rumah Lokasi Private Party di Depok dan Penyewa Janggal Sejak Awal

Rabu, 08 Juni 2022 – 12:47 WIB
Rumah di Pesona Depok Estate, Kota Depok, Jawa Barat, yang dijadikan private party. Foto: Lutviatul Fauziah/JPNN.com

jpnn.com - Sebuah rumah di permukiman elite di Depok, Jawa Barat, menjadi lokasi pesta yang tak lazim. Pesertanya harus membayar mahal untuk bisa hadir di pesta yang dipenuhi miras dan cewek berpakaian mini itu.

Laporan Lutviatul Fauziah, Depok

BACA JUGA: Wow, Sebegini Tarif Private Party yang Disebut-sebut Pesta Bikini di Depok

TIAR tak kuasa menahan amarahnya. Penjaga sekaligus pengelola rumah sewa di Pesona Depok Estate, Kota Depok, Jawa Barat, itu merasa ditipu.

Pada Sabtu lalu (4/6), rumah yang dikelola Tiar menjadi tempat pesta pribadi atau private party para muda mudi. Sempat beredar kabar bahwa rumah mewah itu menjadi lokasi pesta bikini.

BACA JUGA: Ini Lho Kolam Renang di Rumah yang Disebut Tempat Pesta Bikini, Faktanya

Memang bangunan bertingkat yang didominasi cat warna abu-abu itu terlihat mentereng. Luas tanah dan bangunannya mencapai 1.800 meter persegi.

Rumah dua lantai itu juga sudah sering disewa untuk pertemuan, syuting, reuni, maupun kegiatan lainnya. Fasilitas pendukungnya pun lengkap, antara lain, lift antarlantai, halaman yang luas, taman, bahkan kolam renang.

BACA JUGA: Bukan Pesta Bikini, Cuma Ada 10 Kotak Alat Kontrasepsi

Tiar menceritakan panitia pesta menyewah rumah di kompleks elite tersebut dengan alasan mau menggelar acara ulang tahun. Penyewanya hanya menyewa lantai 1.

“Lantai duanya tidak disewa. Di bawah memang ada satu kamar, tetapi itu hanya untuk drop barang panitia,” tutur Tiar saat ditemui JPNN.com pada Senin lalu (6/6).

Tiar menjelaskan penyewa rumah sempat menginformasikan acara pesta akan dimulai pukul 20.00 WIB. Akan tetapi, hingga pukul 17.00 WIB, Tiar tak melihat persiapan pesta di lokasi itu.

“Saya juga heran, kenapa acara mau mulai tetapi tidak ada persiapan, semua serbadadakan,” ucapnya.

Sebenarnya Tiar sudah mengendus kejanggalan saat penyewa menghubunginya. Pihak yang mengontaknya pun berganti-ganti.

Tiar menuturkan pihak yang menghubunginya mengaku dari kampus dan mau menggelar acara ulang tahun. Namun, si penyewa tidak menyebutkan nama kampusnya.

"Mereka hanya menjawab, 'banyak dari kampus mana-mana',” kata Tiar menirukan jawaban orang yang menghubunginya.

Rumah di Pesona Depok Estate, Kota Depok, Jawa Barat, yang dijadikan private party. Foto: Lutviatul Fauziah/JPNN.com

Panitia acara pun baru tiba beberapa saat sebelum kegiatan dimulai. Saat malam makin larut, kian banyak tamu-tamu bermobil yang datang.

Menurut Tiar, memang tidak ada tamu berbikini yang menghadiri pesta yang digelar pada malam hari itu. Namun, dia memastikan banyak peserta private party tersebut berpakaian seksi.

Tamu yang hadir juga terlihat dari kalangan berada. “Semua bawa mobil mewah, dan ada yang muka-muka bule,” katanya.

Ternyata pesta itu terendus polisi. Pada Minggu (5/6) pukul 00.30, jajaran Polres Metro Depok menggerebek pesta itu.

Tiar pun terkejut. Dia merasa ditipu panitia acara yang menyewa rumahnya.

Menurutnya, penyewa mengeklaim tamu yang akan hadir sekitar 100 orang. Faktanya, yang hadir mencapai 400-an orang.

Selain itu, Tiar mengaku belum menerima pembayaran penuh dari penyewa. Jumlahnya sekitar Rp 2 juta.

Sebenarnya penyewa rumah juga harus menanggung uang kebersihan. Lagi-lagi, kewajiban itu tak tertunaikan.

“Sudah kena tipu, ini masih ada yang belum dibayar. Apes banget saya,” ujar Tiar yang sudah bekerja di rumah tersebut selama 12 tahun itu.

Kasat Reskrim Polres Metro Depok AKBP Yogen Heroes Baruno mengungkapkan polisi bergerak menggerebek lokasi pesta pribadi itu setelah menerima laporan warga.

Perwira menengah Polri itu menuturkan jajaran Polres Metro Depok menemukan alat kontrasepsi dan banyak minuman keras saat penggerebekan lokasi pesta. Namun, alat kontrasepsi pria itu belum digunakan.

Kepolisian juga langsung melakukan tes urine secara acak terhadap para peserta pesta. Walakin, tidak ada yang urinenya mengandung narkoba.

Yogen menjelaskan peserta pesta itu harus merogoh kocek lumayan besar untuk mengantongi tiket masuk.

“Tiketnya Rp 300 ribu hingga Rp 8 juta, untuk kelas VIP akan mendapatkan tambahan beberapa botol minuman,” katanya.

Menurut Yogen, kasus itu ditangani Polda Metro Jaya. "Di kami hanya permasalahan izinnya yang tidak ada, selebihnya ditangani Polda,” kata Yogen. (mcr19/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Lutviatul Fauziah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler