Menteri Pertahanan Afghanistan Jenderal Abdul Rahim Wardak, kepada Associated Press mengungkapkan, Jenderal Ahmad Zia Yaftali telah diberhentikan dari posisinya sebagai kepala bagian urusan medis
BACA JUGA: Atasi Macet, Beijing Pangkas Mobil Baru
Tiga pejabat lain dari Rumah Sakit Militer Nasional Dawood di Kabul juga dipecat.Belum jelas berapa banyak persediaan obat yang hilang
BACA JUGA: Transportasi Eropa Mulai Normal, Heathrow Terganggu
Data tentang tentara AS yang tewas akibat hilangnya suplai obat tersebut juga belum bisa dipastikanPemerintah Amerika telah berulang kali mendesak Presiden Afghanistan Hamid Karzai memberantas korupsi hingga ke akarnya
BACA JUGA: AS Resmi Izinkan Gay jadi Tentara
Syarat tersebut merupakan bentuk keseriusan pemerintahannya untuk bermitra dengan AS untuk mengembalikan kontrol pemerintahan di negeri yang tak henti dilanda kekerasan ituNamun Karzai malah menghentikan sebuah penyelidikan dugaan korupsi tingkat tinggi yang menimpa sejumlah ajudan presiden karena menerima suap.Penggelapan anggaran militer, jika terbukti, akan menjadi hal yang mengkhawatirkanKarena pemborosan anggaran akan menjadi alasan utama NATO keluar dari AfghanSaat ini AS sedang fokus melatih otoritas Afghanistan untuk mengambil alih kendali pemerintahan pada 2014.
Seorang pejabat militer AS menyatakan bahwa persediaan obat termasuk tambahan donasi anggaran, seharusnya bisa mencukupi kebutuhan seluruh tentara AfghanistanPejabat tersebut enggan disebutkan identitasnya, karena pernyataan tersebut seharusnya keluar dari pemerintah Afghan.
Namun sejumlah unit militer di sejumlah wilayah mengeluhkan kurangnya suplai obat-obatan, termasuk morfin dan antibiotikSejumlah petugas kesehatan menyatakan bahwa banyak pasien di Rumah Sakit Militer Dawood seringkali dipulangkan tanpa pengobatan memadaiMereka juga tidak mendapat baju ganti dan tidak dikunjungi dokter karena bekerja paruh waktu di klinik swasta.
Sebuah peralatan medis mahal juga hilang dari rumah sakitSetidaknya dalam satu kasus, sebuah mesin diagnosis yang sedianya dipakai untuk tentara, ditemukan sedang digunakan di sebuah klinik swasta.
Nasar Ahmad Rahimi, direktur klinik militer di Kabul menyatakan bahwa departemen kesehatan militer Afghanistan hanya mengirimkan obat-obatan yang terbatas, baik macamnya atau kuantitasnyaJumlahnya jauh lebih sedikit dari yang dibutuhkan klinik yang menangani rata-rata 200 pasien per hari tersebut.
"Kami meminta sekitar 120 macam obatTapi kami hanya mendapatkan sekitar 30 macam," keluhnyaKliniknya sangat membutuhkan metronidazole, antibiotik untuk menangani korban infeksi perut dan ususSudah dua bulan terakhir, klinik tersebut memintanyaNamun tidak pernah direspon(cak/dos/ito/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dugaan Pencurian Minyak Menguat
Redaktur : Tim Redaksi