Tepis Anggapan Impor Garam Bunuh Petani Lokal

Senin, 22 Agustus 2016 – 18:59 WIB
Ilustrasi. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Kebijakan impor selalu dipandang dengan persepsi negatif oleh masyarakat. Tidak terkecuali impor garam industri yang beberapa waktu lalu dibuka kerannya oleh pemerintah melalu Kementerian Perdagangan.

Terkait pandangan miring masyarakat itu, Ketua Asosiasi Industri Pengguna Garam Impor (AIPGI) Tony Tanduk mengatakan, impor garam dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas produk industri. "Alasan garam diimpor, yang pertama itu kualitas, kemudian harga, kontinuitas mutu dan kontinuitas suplai," ucap Tony saat dikonfirmasi, Senin (22/8).

BACA JUGA: Harga Rokok Jadi Rp 50 Ribu? Bea Cukai: Kabar Palsu

Menurut Tony, garam impor yang baru-baru ini masuk lewat Cirebon menyokong industri aneka pangan. Industri ini memiliki nilai ekspor mencapai USD 5,2 miliar dan menyerap lebih dari 1 juta tenaga kerja.

Karena itu, lanjutnya, anggapan bahwa impor garam hanya menguntungkan pengusaha dan asing tidak benar. Apalagi tudingan bahwa impor tersebut mematikan petani garam lokal.

BACA JUGA: DPR: Harga Avtur Tidak Bisa Dibandingkan dengan Negara Lain

"Saya selalu sampaikan tentang garam petani perlu ada akurasi data. Berapa banyak, ada dimana dan mutu bagaimana? agar datanya akurat. AIPGI selalu berupaya mengoptimalkan kemitraan antara petani dan industri pengguna garam," pungkas Tony.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa garam impor yang masuk di Pelabuhan Cirebon untuk kebutuhan industri. Karena itu, dipastikan tidak ada keterkaitan dengan garam produksi lokal yang tidak dipakai oleh industri. Enggar juga menyebutkan bahwa izin impor tersebut sudah keluar sebelum dan sebelum ia menjabat. (dil/jpnn)

BACA JUGA: Alhamdulillah, Pengerjaan Sodetan di Terminal 3 Rampung

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Upaya Petani Tembakau Dibenturkan dengan Pemerintah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler