Tepis Isu, Bumi Genjot Produksi

Rabu, 03 Oktober 2012 – 11:11 WIB
JAKARTA - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mempertanyakan profesionalitas perusahaan induknya, Bumi Plc, yang dianggap telah menjelek-jelekkan anak usahanya sendiri tanpa dasar yang kuat. Buntut dari tudingan penggelapan dana dalam laporan keuangan BUMI oleh perusahaan investasi yang tercatat di Bursa London itu, saham emiten tambang batu bara tersebut jeblok.

Sindiran terhadap Bumi Plc itu dilontarkan Presdir BUMI Ari Saptari Hudaya dalam paparan publik di Hotel Four Seasons, Jakarta, Selasa (2/10). Agenda tersebut dilaksanakan untuk mematuhi perintah Bursa Efek Indonesia (BEI) agar perusahaan milik Grup Bakrie itu menjelaskan kepada publik dan pemegang saham.

"Apakah seperti itu pemegang saham? Apakah itu pemegang saham yang baik? Kita sudah besar, sudah dewasa. Jangan emosional, pakai logika," ujarnya emosional.
 
Ari bertekad menelusuri motif keluarnya perintah investigasi Bumi Plc terhadap laporan keuangan BUMI tersebut. Menurut dia, hal itu tidak wajar dilakukan karena kalaupun terjadi kesalahan, harus diselesaikan di internal.

Namun, kata Ari, Bumi Plc sudah melakukan cara yang salah karena justru melakukan kampanye negatif melalui media. "Pikirkan efeknya. Saya akan lakukan apa pun untuk melindungi pemegang saham."

Dampak paling terasa dari sikap Bumi Plc adalah penurunan outlook utang BUMI dari B+ (plus) menjadi BB" (minus) oleh Moody's dan S&P. Terkait hal itu, perseroan mengaku sudah punya strategi.

"Menggenjot produksi batu bara 100 juta ton pada 2014 diharapkan mampu meningkatkan EBITDA dalam rangka proses penurunan utang," imbuh Direktur dan Corporate Secretary BUMI Dileep Srivastava.
 
Pada 2011, produksi batu bara BUMI sebanyak 66 juta ton dan hingga separo 2012 sudah 33 juta ton. Pada semester pertama tahun ini, pendapatan BUMI tercatat USD 1,946 miliar atau naik 9 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu USD 1,792 miliar.

Laba bruto turun 15 persen menjadi USD 554,1 juta jika dibandingkan dengan USD 649,4 juta pada periode sama tahun lalu. Dampaknya, perseroan mengalami rugi bersih USD 322 juta. (gen/c6/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Data Makro Angkat Indeks

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler