jpnn.com - Tenaga Ahli Pimpinan Bidang Pengembangan Kawasan Ekonomi Regional dan Daerah Mitra Otorita IKN Rusmin Lawin menepis rumor yang menyebut IKN kurang diminati kalangan pemodal.
Menurut Rusimin, pihaknya justru tengah kewalahan lantaran banyak investor yang melirik lahan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN. Sementara, lahan yang dialokasikan terbatas.
BACA JUGA: Investor Asing di IKN Nihil, Mahfud MD: Cari Terus, Mas Bahlil
“Di KIPP tersedia 25 persen dari 6.000 hektare, lahan terbatas. Kalau mau beli, kesempatannya sekarang. Presiden Jokowi sudah sampaikan, Nusantara adalah masa depan investasi Indonesia,” ucap Rusmin dalam keterangannya, Rabu (12/6).
Menurut dia, hingga saat ini, Badan Otorita IKN telah menerima 416 surat minat investasi atau Letter of Intent (LoI) dari investor lokal maupun asing menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2024.
BACA JUGA: Hadapi Pilkada dan Pemindahan IKN, Brigjen TNI Anggara Sitompul Pantau Kesiapan Prajurit
Jumlah ini naik dari akhir Januari kemarin yang baru mencapai 369 LoI.
Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia ini bilang dari ratusan LoI yang masuk ke Otorita IKN tersebut, banyak investor yang juga anggota REI. Namun, investor asing juga cukup banyak.
BACA JUGA: PDIP Mulai Soroti Pembangunan IKN, Singgung Cara Mengemis ke Investor
“Dari anggota kita ada Agung Sedayu Group, Pakuwon Group, Qubika Hotel, dan ada juga grup restoran-restoran. Lalu masuk lagi dari Malaysia, China, Eropa, AS, dan Timur Tengah,” tuturnya.
Dulu, ujarnya, banyak investor enggan masuk ke IKN karena menganggap struktur organisasi proyek belum jelas. Namun saat ini, semua sudah berbeda.
“Tiga tahun kemudian, sekarang, alhamdulillah, Emaar Properties sudah sampai di IKN dan akan commit MoU dengan Presiden RI di Abu Dhabi,” kata Rusmin.
Awal Juni ini, Presiden Joko Widodo Jokowi menyebutkan potensi besar nilai investasi yang bakal datang dari Emaar Properties. Namun, dia tak mau menyebut angkanya sebelum semua pasti.
Emaar Properties adalah pengembang real estate multinasional asal Uni Emirat Arab yang sahamnya dipegang Sultan Dubai Mohammed bin Rashid Al Maktoum dan Investment Corporation of Dubai.
Emaar terkenal dengan proyek-proyeknya yang berskala besar seperti Burj Khalifa, gedung pencakar langit tertinggi dunia yang kini menjadi ikon Dubai.
Potensi investasi lain, menurut Rusmin, datang dari investor asal China dengan Malaysia. Dia berharap kesepakatan dengan mereka bisa selesai di akhir 2024.
“Sudah berproses tapi belum diumumkan karena belum teken kontrak. Kalau jadi, investasi bisa masuk Rp 60–70 triliun. Sekitar USD 4 miliar,” tambahnya. (mcr4/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi