Terapi Tapping Bisa Mengatasi Emosi Negatif Dalam Tubuh

Jumat, 27 Oktober 2023 – 13:39 WIB
Ilustrasi menahan emosi. Foto: altoastral

jpnn.com, JAKARTA - Penelitian yang dilakukan oleh lembaga kesehatan di Amerika Serikat, Center for Desease Control and Prevention (CDC) menyebutkan 85% penyakit datang dari pikiran dan emosi negatif.

Yuyun Wardhana, seorang pakar self healing di Indonesia telah membuktikan hal itu.

BACA JUGA: Gandeng Bank Mandiri, Garuda Indonesia Hadirkan GATF 2023 Serentak di 7 Kota, Banjir Promo

Yuyun yang merupakan seorang Certified Master EFT (emotional freedome technique) juga menemukan fakta ribuan peserta trainingnya mendapatkan kemajuan yang siknifikan ‘hanya’ dengan membereskan faktor emosi-emosi negatif menggunakan teknik Terapi Tapping yang berbasis EFT.

Terapi Tapping merupakan teknik yang simpel dan efektif, yaitu dengan melakukan pengetukan ringan pada titik-titik meridian tubuh yang bekerja mengembalikan keseimbangan energi dalam tubuh Anda, sambil membereskan emosi negatif.

BACA JUGA: PELNI Tiadakan Penjualan Tiket di Loket

Semua emosi negatif yang pernah muncul dalam kehidupan seseorang akan tertimbun di pikiran bawah sadar seseorang.

Dan timbunan itu layaknya sampah yang kemudian berpengaruh pada kehidupan seseorang secara keseluruhan.

BACA JUGA: Guinness Ajak Para Pegiat Seni & Kelompok Kreatif Berinovasi

“Ketika Anda memelihara emosi negatif, apa lagi jika bertumpuk-tumpuk, energi dalam tubuh Anda mengalami kekacauan. Kekacauan energi akan menyebabkan munculnya berbagai keluhan fisik, psikis atau gangguan lain,” ujar Yuyun saat bedah Buku berjudul Keajaiban Menerima Dengan Ikhlas & Pasrah.

Masalah-masalah yang dihadapi oleh para peserta trainingnya cukup beragam.

Mulai dari keluhan ringan dari sakit kepala, asam lambung, syaraf terjepit (HNP), stress, gangguan kecemasan, overthinking, gangguan tidur hingga masalah keluarga seperti hubungan antar anggota keluarga, perceraian dan lain sebagainya.

Terapi Tapping ini juga bisa dilihat melalui channel YouTube @terapitappingku.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler