Terapkan Cofiring, PLTU Jeranjang Turut Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Lombok

Sabtu, 07 September 2024 – 18:49 WIB
Kepala Dinas ESDM Provinsi NTB Sahdan (kiri) bersama Manager Unit PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Jeranjang Yunisetya Ariwibawa (kanan) saat melakukan monitoring pelaksanaan program cofiring di PLTU Jeranjang menggunakan biomass. Foto dok PLN IP

jpnn.com, LOMBOK - PLN Indonesia Power (PLN IP) menghasilkan manfaat ganda atas penerapan program cofiring, yang diterapkan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang.

Selain sebagai green booster transisi energi Tanah Air, program ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dari sisi finansial maupun sosialnya.

BACA JUGA: PLN Indonesia Power Manfaatkan Green Ammonia untuk Energi Primer PLTU

Hal ini selaras dengan prinsip pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG's).

Kepala Dinas ESDM Provinsi NTB Sahdan menuturkan selain menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan sosial, penerapan program cofiring yang dilakukan PLN Indonesia Power UBP Jeranjang yang menggunakan biomassa berbahan baku sawdust juga sejalan dengan program pengembangan EBT dan mendukung target Net Zero Emission 2050 di Wilayah NTB.

BACA JUGA: Nikmati Promo Spesial untuk Sahabat Pegadaian

"Program cofiring ini ada kaitan dengan pengembangan EBT, green energi betul-betul kami perjuangkan agar apa yang menjadi cikal bakal masyarakat ini musti kita capai di tahun 2050 untuk NTB," tutur Sahdan.

Pihaknya menyebutkan pemanfaatan biomassa pada PLTU Jeranjang juga bisa mendukung sektor pariwisata, dengan menghadirkan green energy yang minim emisi.

BACA JUGA: Yuk, ke Mega Travel Fair di MOI, Banjir Promo Menarik

Sehingga diharapkan dapat meningkatkan wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata NTB, khususnya Lombok.

"Cofiring banyak manfaatnya. Selain sebagai green energy untuk mendukung transisi energi, program itu membawa manfaat bagi masyarakat," terang Sahdan.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan biomassa sawdust menjadi salah satu pilihan untuk dijadikan energi primer untuk menggantikan peran batubara, aksi ini merupakan bentuk komitmen PLN grup dalam upaya transisi energi di Tanah Air serta mendukung percepatan menuju Net Zero Emision 2060.

Cofiring Biomass ini juga merupakan salah satu green booster dalam program akselerasi peningkatan bauran energi terbarukan Tanah Air.

"Penggunaan biomassa pada unit bisnis pembangkitan khususnya PLTU ini berdampak pada penurunan emisi yang berasal dari sektor kelistrikan, hal ini merupakan dukungan PLN IP sebagai Subholding PLN kepada Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emision pada 2060," terang Edwin.

Sementara itu, Manager Unit PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Jeranjang Yunisetya Ariwibawa mengatakan PLTU Jeranjang telah memanfaatkan beragam limbah untuk dijadikan bahan baku biomassa yang dimanfaatkan sebagai energi primer untuk mengurangi peran batu bara.

Adapun limbah tersebut mulai dari hasil olahan sampah atau solid recovered fuel (SRF), serbuk kayu atau sawdust, woodchip dan Limbah Racik Uang Kertas (LURK).

"Untuk PLTU Jeranjang kami menggunakan biomassa dari SRF , kemudian Sawdust dan woodchip,yang terakhir ada LURK, secara akumulatif total konsumsi biomassa PLTU Jeranjang sepanjang 2024 hingga Agustus ini mencapai 15.796 ton," kata Ariwibawa.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler