Terapkan Digitalisasi, Ditjen Hortikultura Permudah Pemantauan dan Evaluasi Proyek HDDAP

Sabtu, 25 Mei 2024 – 17:45 WIB
Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan melaksanakan pelatihan dan pilotting MIS-Koltitrace di Kabupaten Ende yang menjadi salah satu lokasi HDDAP terpilih pada 20-21 Mei lalu. Foto: Dokumentasi Humas Kementan

jpnn.com, ENDE - Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura saat ini tengah melaksanakan Horticulture Development in Dryland Areas Project (HDDAP).

HDDAP atau lebih dikenal dengan proyek pengembangan hortikultura di lahan kering dilaksanakan di 13 kabupaten dari 7 provinsi di Indonesia dengan mengangkat konsep digitalisasi yang diberi nama sistem 'MIS-KoltiTrace'.

BACA JUGA: Kementan Meluncurkan Kawasan HDDAP 10.000 Hektar di 13 Kabupaten

Sistem ini akan diterapkan pada seluruh kabupaten yang menjadi lokasi pelaksanaan HDDAP untuk mempermudah proses pemantauan dan evaluasi.

Direktur Perlindungan Hortikultura sekaligus Project Manager HDDAP Jekvy Hendra menyampaikan digitalisasi merupakan poin penting dalam mengakses seluruh kegiatan HDDAP.

BACA JUGA: Program HDDAP Dorong Antusiasme Petani Gowa Fokus Kembangkan Hortikultura di Daerahnya

"Penelusuran data petani dapat terekam melalui aplikasi MIS-Koltitrace berbasis Android dan web," kata Jekvy dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (25/5).

Pelatihan dan pilotting MIS-Koltitrace sudah mulai dilakukan, termasuk di Kabupaten Ende yang menjadi salah satu lokasi HDDAP terpilih pada 20-21 Mei lalu.

BACA JUGA: Sumedang jadi Percontohan Pengembangan Program HDDAP, Siapkan Kembangkan Cabai

Kegiatan di Ende mencakup penyampaian materi tentang aplikasi mobile MIS-KoltiTrace yang dilanjutkan dengan kunjungan lapang ke Kecamatan Wolojita dan Kecamatan Kelimutu untuk simulasi pengambilan data petani.

Selain itu, pilotting area pada lahan produsen milik petani atau Gapoktan di kecamatan tersebut.

Penanggung Jawab Komponen Digitalisasi HDDAP Dina Marta menyebutkan terdapat dua komoditas unggulan yang akan dikembangkan dalam program HDDAP di Kabupaten Ende, yaitu jahe dan alpukat.

"Dalam pilotting, dihadirkan petani yang menjadi CPCL penerima bantuan HDDAP untuk kemudian diwawancara terkait aktivitas budidaya, pascapanen dan pengolahan juga dilakukan survei plot dengan model pengambilan titik poligon kebun," terang Dina Martha.

Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ende Gadir Ibrahim Dean menyampaikan pihaknya siap mendukung HDDAP dengan menyiapkan lokasi-lokasi lahan potensial di beberapa Kecamatan,

Selain itu, lanjut dia, Kabupaten Ende juga siap memilih tenaga PPL dan POPT terbaik yang akan terjun langsung memantau pelaksanaan HDDAP, khususnya dalam pembangunan sistem data yang baik dan memiliki ketertelusuran.

"Komitmen dari Kabupaten Ende untuk menyukseskan proyek ini menjadi sebuah langkah yang penting dalam mendukung pertanian berkelanjutan dan pengembangan ekonomi lokal," tegas Gadir.

Dia pun berharap program ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dalam pengembangan pertanian di lahan kering.

Gadir menambahkan hal lain yang menjadi catatan dalam kegiatan pilotting ini adalah lokasi lahan-lahan eksisting yang sudah ditanami jahe maupun alpukat sampai saat ini masih tersebar dan akses kurang baik.

"Lokasi lahan-lahan eksisting tidak berada pada satu hamparan dan akses jalan tani masih kurang baik sehingga menjadi kendala bagi petani dalam melaksanakan proses budidaya secara komprehensif," tambahnya.

HDDAP merupakan salah satu program pinjaman dan hibah luar negeri (PHLN) yang berasal dari Asian Development Bank (ADB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD).

Program HDDAP telah resmi dimulai pada Kamis (16/5) lalu yang ditandai dengan acara Kick Off di Surabaya, Jawa Timur.

HDDAP dilaksanakan di 13 kabupaten, yakni Pakpak Bharat, Dairi, Karo, Sumedang, Batang, Wonosobo, Gresik, Lumajang, Sumenep, Bali, Ende, Enrekang, dan Gowa. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler