Sumedang jadi Percontohan Pengembangan Program HDDAP, Siapkan Kembangkan Cabai

Jumat, 10 Mei 2024 – 06:30 WIB
Kementerian Pertanian menjadikan Sumedang percontohan pengembangan program HDDAP komoditas cabai. Foto: Dokumentasi Kementan

jpnn.com, SUMEDANG - Kementerian Pertanian (Kementan) menjadikan Sumedang sebagai salah satu dari 13 kabupaten/kota di Indonesia untuk proyek percontohan pengembangan hortikultura di lahan kering atau Horticulture Development in Dryland Areas Project (HDDAP).

HDDAP dikelola Kementan berjalan mulai 2024 – 2028, dan dibiayai oleh pinjaman Asian Development Bank (ADB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD).

BACA JUGA: 3 Manfaat Cabai yang Tidak Terduga, Wanita Pasti Suka

Direktur Perlindungan Hortikultura yang juga Project Manager HDDAP Jekvy Hendra menyampaikan tujuan kegiatan ini adalah mengembangkan komoditas hortikultura di lahan-lahan kering yang menyesuaikan agroklimat hortikultura.

Program ini untuk meningkatkan produksi dan produktifitas komoditas hortikultura dengan membangun green agriculture.

BACA JUGA: Jelang Ramadan, Kementan Gelar Aksi Promosi Cabai Harga Petani, Catat Waktunya!

Jekvy menyebutkan kegiatan HDDAP dilaksanakan di 13 kabupaten pada tujuh provinsi dengan dana sekitar Rp 1,7 triliun yang merupakan pinjaman dari ADB (68 persen), dan IFAD (32 persen).

"Diharapkan, pemerintah daerah melalui dana APBD dapat mendukung kegiatan HDDAP bersama-sama Kementan dan daerah untuk membangun hortikultura dari hulu hingga hilir," kata Jekvy dalam keterangannya, Kamis (9/5).

BACA JUGA: Dirjen Hortikultura Tegaskan Terus Pastikan Layanan RPIH Bawang Putih Sesuai Ketentuan

Aspek ini, lanjut Jekvy, meliputi aspek budidaya, kelembagaan, dan pemasaran.

Kegiatan ini melibatkan peran serta pemerintah daerah termasuk pembangunan jaringan telekomunikasi, akses jalan menuju lokasi

"Dirjen Hortikultura berharap kegiatan HDDAP ini dipersiapkan dengan sungguh-sungguh sehingga program dapat terselenggara dengan baik dan professional yang tentunya didukung oleh semua entitas terkait," tegasnya.

Principal Water Resources Specialist of ADB Eric Quincieu menambahkan Sumedang telah siap menjalankan program HDDAP, baik dari segi lahan, petani dan kelembagaannya.

"Sumedang merupakan satu dari 13 kabupaten yang terpilih se-Indonesia. Ke depannya akan ada koperasi yang nanti bisa kita giring sebagai off taker yang bergabung dalam Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP)," ujar Eric.

Eric mengatakan proyek HDDAP sendiri berfokus pada prinsip konservasi tanah dan air untuk mencegah degradasi lahan yang bisa mengakibatkan lahan menjadi tidak produktif.

Kabupaten Sumedang sendiri akan mengembangkan varietas cabai yang ramah lingkungan.

Program ini untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, dan rantai nilai produk hortikultura melalui sistem pertanian yang lebih ramah lingkungan.

Tanaman yang dihasilkan nantinya bertujuan mampu beradaptasi terhadap perubahan cuaca, lingkungan dan emisi yang rendah.

"Di program ini kami akan melibatkan aspek dari hulu hingga hilir yang dibantu kelembagaan melalui koperasi," tambah Eric.

Eric menyebut program ini juga akan mengupayakan alat-alat pertanian modern yang efisien dan proses hilirisasi. HDDAP juga akan menyentuh aspek sarana dan prasarana, irigasi, jalan desa," paparnya.

Selain menghubungkan petani dan sektor swasta, Eric mengatakan akan ada kemitraan dengan sektor swasta.

Petani juga akan diberi edukasi untuk dapat merespon kebutuhan pasar. Skema kelembagaan ini akan merujuk pada pedoman teknis yang ada di Kementan

Program Analyst International Fund for Agricultural Development (IFAD) Chiara Merola juga mendukung misi tersebut.

Untuk melengkapi dukungan ADB, IFAD akan menggunakan pengalamannya yang mendalam dalam mendukung pemberdayaan petani melalui pelatihan tentang praktik pertanian yang lebih baik (Good Agriculture Practices, pengelolaan hama terpadu, pertanian adaptif iklim), literasi keuangan, penguatan kelembagaan petani, dan pengembangan keterampilan bisnis dari pada UMKM di sektor hortikultura.

"Organisasi IFAD juga akan memastikan perempuan petani dilibatkan dan diberdayakan secara setara melalui pelatihan di bidang produksi dan di sepanjang rantai nilai," ujar Chiara Merola.

Dia menilai perempuan di Indonesia mempunyai peran penting dalam sektor hortikultura dan peningkatan kapasitas mereka akan mendukung peningkatan produktivitas dan penerapan budidaya yang lebih berkelanjutan.

Pengalaman jangka panjang IFAD dalam mendukung proyek-proyek yang dipimpin Pemerintah Indonesia juga akan sangat berharga untuk memastikan manajemen berbasis hasil (Results-based Management) diintegrasikan dalam mekanisme pelaksanaan project.

Hal ini akan mendukung pengambilan keputusan berbasis data dan akan berkontribusi dalam mencapai tujuan proyek untuk menciptakan produksi hortikultura yang berketahanan iklim dan menguntungkan di lahan kering. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler