jpnn.com - JAKARTA – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mendorong industri asuransi untuk mengembangkan layanan digital.
Upaya tersebut perlu dilakukan agar penetrasi layanan asuransi tidak hanya berfokus di kota-kota besar.
BACA JUGA: Ekonomi Malut Diperkirakan Tumbuh 5,98 Persen
Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengakui, industri asuransi masih tertinggal dalam penerapan layanan digital bila dibandingkan dengan perbankan dan transportasi.
Meski investasi teknologi informasi membutuhkan biaya besar, industri bisa lebih efisien.
BACA JUGA: Pupuk Indonesia Siapkan Dana Rp 30 miliar untuk Riset
’’Dengan digitalisasi, biaya operasional seperti kurir, transportasi, hingga pencetakan polis dapat dihemat 50 persen,” katanya kemarin (26/9).
Presdir MNC Life Rolla Bawata menjelaskan, tingginya jumlah pemakai internet dan telepon seluler mengubah metode pemasaran industri asuransi nasional.
BACA JUGA: Gajah Tunggal Tarik Ratusan Ribu Ban dari Amerika Serikat
Calon nasabah kini teredukasi dari informasi di internet sebelum bertemu agen pemasaran. ’’Hal itu memudahkan dan mempercepat kerja agen asuransi,’’ jelasnya.
Rolla mengutip, survei global menyebut telepon seluler aktif di Indonesia saat ini 336,3 juta unit atau 126 persen dari jumlah penduduk.
Tandanya, banyak orang yang memiliki lebih dari satu ponsel.
Digitalisasi layanan yang dilakukan MNC Life melalui i-Maps diyakini mempermudah agen untuk melakukan presentasi dan penawaran produk asuransi serta mengisi polis secara digital.
Dengan demikian, persetujuan polis dapat lebih cepat. ’’Pembelian asuransi secara digital akan menjadi pilihan masyarakat,’’ lanjutnya. (wir/c16/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gandeng Badan Geologi, Pertamina Agresif Cari Minyak
Redaktur : Tim Redaksi