Terapkan Pariwisata Berkelanjutan untuk Kawasan Ijen

Sabtu, 18 Januari 2014 – 15:14 WIB
Kawah Ijen. FOTO: getty images

jpnn.com - BANYUWANGI - Pariwisata di Kawasan Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, akan dikembangkan dengan konsep Rainforest Standard (RFS). Pengembangan tersebut tidak akan sama dengan konsep pariwisata pada umumnya.

"Konsep ini akan sangat mendukung pengembangan pariwisata yang eco-friendly. Top-lah ini pokoknya, bukan eksploitasi berlebihan. Ada tanggung jawab untuk kehidupan generasi mendatang," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

BACA JUGA: Tanah Longsor, Satu Rumah Hancur

Kawasan Gunung Ijen sendiri akan dikembangkan oleh CEO Sustainable Management Group (SMG) David Makes.

David mengatakan, program Rainforest Standard (RFS) alias Standar Hutan Hujan merupakan penerapan manajemen hutan lestari yang menjaga keseimbangan ekologi, keanekaragaman hayati, sekaligus menguntungkan secara ekonomi dan sosial akan menjadi jiwa dalam pengembangan wisata di kawasan Gunung Ijen, Banyuwangi. 

BACA JUGA: Sungai Maros Meluap, Kemacetan Panjang Terjadi

“Ijen akan dibangun secara berkelanjutan tidak sekadar dibangun untuk pariwisata yang akan diminati hanya 5 sampai 10 tahun saja, tapi selamanya. Paling penting  adalah pariwisata berjalan, namun keseimbangan alam, keragaman hayati dan sosial ekonomi masyarakat sekitar terus terjaga,” ujar David yang tak lain adalah investor pembangunan resor di kawasan Ijen.

David Makes sendiri dikenal sebagai ahli pariwisata berkelanjutan. Puluhan tahun, hidup David dihabiskan untuk mengembangkan pariwisata berbasis alam di kawasan konservasi. Dia sukses mengembangkan kawasan wisata di Taman Nasional Bali Barat yang diberi nama Menjangan Jungle and Beach Resort.

BACA JUGA: Desak Pemkab Karo Sinkronisasi Data Korban

Menurut David, Ijen menyimpan potensi yang luar biasa. Apalagi Ijen mempunyai kawah dengan fenomena api biru (blue fire) yang sangat jarang ditemukan di dunia. Para penambang belerang yang mencari nafkah dari Gunung Ijen juga merupakan salah satu potensi bagi pengembangan pariwisata di lokasi tersebut. 

“Penambang Ijen akan menjadi salah satu atraksi yang menarik bagi wistawan. Untuk itu mereka bisa ditata dan dilatih sehingga mendapatkan penghasilan tambahan dari pariwisata selain dari hasilnya menambang belerang. Ini adalah salah satu misi kami mengembangkan pariwisata,” urai David.

Selain itu David menyampaikan realisasi pembangunan resort dan pariwisata di Ijen olehnya akan dimulai pada bulan Februari mendatang. “Awal Februari kami akan mulai melakukan eksplorasi, seperti penandaan batu, penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan. Mudah-mudahan akhir Februari atau awal Maret pebangunan resort di Ijen akan diresmikan,” ungkap David.

David juga menegaskan bahwa apa yang akan ia bangun di Ijen akan jauh lebih baik dari Menjangan Jungle and Resort di Bali Barat yang telah dideklarasikan sebagai model penerapan RFS.

Bupati Abdullah Azwar Anas sendiri menyambut baik pengembangan pariwisata di kawasan Ijen oleh David Makes. Sebab David telah terbukti mampu mengembangkan wisata di Bali Barat yang sustainable dan selaras dengan alam hingga dipercaya sebagai model penerapan Rainforest Standard pertama di Asia.

"Kami ingin bangun ekowisata. Sudah saatnya pengembangan pariwisata selaras dengan upaya menjaga kekayaan ekologi," tegas Anas. (eri/mas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bantuan Rp 2 M untuk PSK Tertahan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler