SEMARANG--Helikopter latih jenis Hughes 300 C milik TNI-Angkatan Darat (AD) jatuh di Pangkalan Udara Utama (Lanumad) Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah, kemarin sekitar pukul pukul 09.00 WIB. Petaka itu terjadi diduga karena heli kehilangan tenaga atau loss power. Akibatnya, heli yang dipiloti siswa Pusdik Penerbad Letda Alexius didampingi instruktur Mayor Masrukin itu tidak bisa dikendalikan dan jatuh.
"Kemungkinan loss power, lalu nyungsep," kata Kepala Seksi Pengamanan (Kasipam) Pangkalan Udara Utama TNI-AD Ahmad Yani Semarang Mayor Pnb Tony Syafrudin.
TNI-AD akan menyelidiki secara internal penyebab jatuhnya helikopter latih tersebut. Investigasi lebih lanjut dilakukan tim dari Jakarta. Saat ini Penerbangan TNI-AD (Penerbad) memiliki 5 helikopter. Namun, hanya 2 yang dioperasionalkan untuk latihan.
Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut. Pilot dan instruktur hanya mengalami luka ringan. Namun, akibat kecelakaan tersebut, sebuah pesawat milik Mabes Polri jenis Hawker 400 XP yang diparkir di landasan bandara terkena serpihan heli hingga bodi pesawat berlubang.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Semarang, sebelum mengalami celaka, helikopter latih itu dipakai latihan rutin oleh siswa Pusat Pendidikan (Pusdik) Penerbad sejak pukul 05.30. Sekitar pukul 07.57, giliran Mayor Masrukin dan siswanya Letda Alexius yang melakukan penerbangan.
Namun, baru sekitar 43 menit mengudara, helikopter warna oranye itu mengalami masalah. Pilot memutuskan mendarat darurat di soldeer (samping landasan, Red)."Sial, saat hendak mendarat dan terbang rendah di area taxiway (landasan menuju hanggar, Red) seksi C, tiba-tiba helikopter hilang kendali hingga jatuh dan menimbulkan benturan keras.
Helikopter buatan Amerika Serikat pada 1983 itu mengalami kerusakan parah. Bagian ekor patah dan baling-balingnya rontok. Serpihan baling-baling mengenai pesawat milik Polri yang diperkir sekitar 30 meter dari lokasi. Bodi bagian kanan pesawat berlubang sekitar 30 sentimeter. Pesawat itu baru selesai digunakan Wakapolri Komjen Nanan Soekarna yang kemarin mengunjungi Akpol Semarang.
Dua penumpang helikopter mengalami luka ringan dan langsung mendapat pengobatan di rumah sakit kompleks Lanumad Ahmad Yani. Evakuasi helikopter berlangsung cepat. Saat wartawan tiba, lokasi sudah bersih.
Mayor Pnb Tony Syafrudin menambahkan, helikopter jenis Hughes 300 C merupakan helikopter latih milik "Penerbad TNI AD yang saat itu sedang melakukan training untuk siswanya. "Jadi memang heli itu digunakan untuk latihan bagi siswa, heli sebelumnya sempat terbang dan putar-putar, saat hendak mendarat, heli mengalami masalah," katanya.
Manager Operasional Angkasa Pura I Dijan Kinarjadi mengatakan, kejadian itu tidak mengganggu aktivitas Bandara Ahmad Yani. Dia enggan menjelaskan kronologis kecelakaan tersebut. "Memang ada kecelakaan tetapi bukan wewenang kami untuk menjelaskannya," katanya.
Dari Jakarta, Mabes AD membentuk tim untuk melakukan penyelidikan kecelakaan tersebut. Kepala Dinas Penerangan TNI-AD Brigjen TNI Rukman Ahmad mengatakan, Pusdik Penerbad telah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki penyebab pasti kecelakaan tersebut. "Memang baling-baling trouble, tapi itu belum bisa dipastikan penyebabnya," katanya.
Alumnus Naval War of College Amerika Serikat itu menegaskan, helikopter tidak jatuh atau mendarat darurat. Menurutnya, jika helikopter jatuh atau mendarat darurat akan berakibat fatal pada instruktur dan siswa. "Bukan jatuh itu. Kalau mendarat darurat itu kan dari ketinggian 100 atau 200 meter, ini hanya sekitar satu meter saja dari permukaan tanah. Jadi, tergelincir saja," katanya.
Menurut Rukman, investigasi dari Pusat Penerbangan TNI-AD akan menentukan penyebab pasti insiden itu. "Kami akan melakukan pemeriksaan mendalam, baik pada personel atau pada helinya. Nanti akan jadi bahan evaluasi," ujarnya. (hid/aro/jpnn/rdl/ca)
"Kemungkinan loss power, lalu nyungsep," kata Kepala Seksi Pengamanan (Kasipam) Pangkalan Udara Utama TNI-AD Ahmad Yani Semarang Mayor Pnb Tony Syafrudin.
TNI-AD akan menyelidiki secara internal penyebab jatuhnya helikopter latih tersebut. Investigasi lebih lanjut dilakukan tim dari Jakarta. Saat ini Penerbangan TNI-AD (Penerbad) memiliki 5 helikopter. Namun, hanya 2 yang dioperasionalkan untuk latihan.
Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut. Pilot dan instruktur hanya mengalami luka ringan. Namun, akibat kecelakaan tersebut, sebuah pesawat milik Mabes Polri jenis Hawker 400 XP yang diparkir di landasan bandara terkena serpihan heli hingga bodi pesawat berlubang.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Semarang, sebelum mengalami celaka, helikopter latih itu dipakai latihan rutin oleh siswa Pusat Pendidikan (Pusdik) Penerbad sejak pukul 05.30. Sekitar pukul 07.57, giliran Mayor Masrukin dan siswanya Letda Alexius yang melakukan penerbangan.
Namun, baru sekitar 43 menit mengudara, helikopter warna oranye itu mengalami masalah. Pilot memutuskan mendarat darurat di soldeer (samping landasan, Red)."Sial, saat hendak mendarat dan terbang rendah di area taxiway (landasan menuju hanggar, Red) seksi C, tiba-tiba helikopter hilang kendali hingga jatuh dan menimbulkan benturan keras.
Helikopter buatan Amerika Serikat pada 1983 itu mengalami kerusakan parah. Bagian ekor patah dan baling-balingnya rontok. Serpihan baling-baling mengenai pesawat milik Polri yang diperkir sekitar 30 meter dari lokasi. Bodi bagian kanan pesawat berlubang sekitar 30 sentimeter. Pesawat itu baru selesai digunakan Wakapolri Komjen Nanan Soekarna yang kemarin mengunjungi Akpol Semarang.
Dua penumpang helikopter mengalami luka ringan dan langsung mendapat pengobatan di rumah sakit kompleks Lanumad Ahmad Yani. Evakuasi helikopter berlangsung cepat. Saat wartawan tiba, lokasi sudah bersih.
Mayor Pnb Tony Syafrudin menambahkan, helikopter jenis Hughes 300 C merupakan helikopter latih milik "Penerbad TNI AD yang saat itu sedang melakukan training untuk siswanya. "Jadi memang heli itu digunakan untuk latihan bagi siswa, heli sebelumnya sempat terbang dan putar-putar, saat hendak mendarat, heli mengalami masalah," katanya.
Manager Operasional Angkasa Pura I Dijan Kinarjadi mengatakan, kejadian itu tidak mengganggu aktivitas Bandara Ahmad Yani. Dia enggan menjelaskan kronologis kecelakaan tersebut. "Memang ada kecelakaan tetapi bukan wewenang kami untuk menjelaskannya," katanya.
Dari Jakarta, Mabes AD membentuk tim untuk melakukan penyelidikan kecelakaan tersebut. Kepala Dinas Penerangan TNI-AD Brigjen TNI Rukman Ahmad mengatakan, Pusdik Penerbad telah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki penyebab pasti kecelakaan tersebut. "Memang baling-baling trouble, tapi itu belum bisa dipastikan penyebabnya," katanya.
Alumnus Naval War of College Amerika Serikat itu menegaskan, helikopter tidak jatuh atau mendarat darurat. Menurutnya, jika helikopter jatuh atau mendarat darurat akan berakibat fatal pada instruktur dan siswa. "Bukan jatuh itu. Kalau mendarat darurat itu kan dari ketinggian 100 atau 200 meter, ini hanya sekitar satu meter saja dari permukaan tanah. Jadi, tergelincir saja," katanya.
Menurut Rukman, investigasi dari Pusat Penerbangan TNI-AD akan menentukan penyebab pasti insiden itu. "Kami akan melakukan pemeriksaan mendalam, baik pada personel atau pada helinya. Nanti akan jadi bahan evaluasi," ujarnya. (hid/aro/jpnn/rdl/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Revisi RUU KUHAP Kerdilkan Wewenang KPK
Redaktur : Tim Redaksi