jpnn.com - SEOUL – Sebanyak 13 pekerja restoran Korea Utara melarikan diri ke Korea Selatan. Perinciannya ialah satu lelaki yang menjabat sebagai manajer dan 12 staf perempuan.
Itu sebenarnya bukan kali pertama staf restoran milik Pemerintah Korut di luar negeri membelot ke Korsel. Namun, biasanya hanya satu atau dua orang yang membelot.
BACA JUGA: Drama Pembelotan 13 Pekerja Korea Utara ke Selatan
Jadi, bisa dibilang, kali ini merupakan pembelotan terbesar. Pemerintah Korsel pun tidak mau menyebutkan mereka berasal dari restoran Korut di negara mana dan rute yang mereka ambil.
“Kami khawatir dengan kemungkinan konflik diplomatik negara ketiga (tempat restoran Korut, Red), perlindungan terhadap mereka, serta kemungkinan masalah-masalah lain yang muncul pada masa depan,’’ ujar Jeong Joon-hee, juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel.
BACA JUGA: Buka Dokumen Negara, Anggota Dewan Terancam 14 Tahun Penjara
Yang jelas, sebanyak 13 orang itu pada Kamis (7/4) telah tiba dengan selamat di Korsel. Biasanya, Pemerintah Korsel tidak mengungkapkan ke publik jika ada warga Korut yang membelot.
Namun, karena itu merupakan kasus khusus yang jarang terjadi, mereka pun membukanya ke media. Berdasar hasil tes kesehatan, kondisi mereka cukup baik.
BACA JUGA: Inikah Harga Tebusan Sandera Abu Sayyaf yang Bebas Itu?
Korut memiliki 130 restoran di luar negeri. Seluruh restoran tentu saja merupakan milik negara dan hampir seluruh pegawainya adalah penduduk Pyongyang. Restoran-restoran tersebut tersebar di 12 negara, termasuk di Tiongkok yang merupakan sekutu utama Korut.
Seoul memperkirakan bahwa Korut mendapatkan sekitar USD 10 juta (Rp 131,4 miliar) setiap tahun dari restoran mereka di luar negeri itu. (afp/sha/c20/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fakta di Balik Bebasnya Satu Sandera Abu Sayyaf
Redaktur : Tim Redaksi