Terduga Teroris Dagang di Tanah Abang

Sabtu, 27 Oktober 2012 – 19:44 WIB
JAKARTA--Warga di sekitar Palmerah Barat yang menjadi tempat penangkapan tiga terduga teroris mengaku kaget karena ketiga warga yang ditangkap selama ini tidak menunjukkan keanehan selama tinggal di wilayah tersebut.

Tiga terduga teroris itu adalah Herman Setiono (20), Yanto, dan David Ashari(18). Mereka ditangkap oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror, siang tadi, Sabtu (27/10).

Menurut salah satu tetangga Yanto, Parno, pria bertubuh pendek itu selalu ramah dan tidak bersikap aneh. Ia memang bukan penduduk asli Palmerah, dan memiliki sebuah kontrakan.

Namun, ia berlaku layaknya warga lain seperti mengikuti kegiatan pengajian dan kegiatan lingkungan lainnya. Kontrakan Yanto terletak 100 meter dari Tempat Pemakaman Umum (TPU) Palmerah Barat. Ia tinggal bersama istrinya dan beberapa orang pekerja konveksi.

"Dia jualan pakaian di Tanah Abang. Biasa-biasa aja sih selama ini, sering ngumpul dan ngobrol juga sama tetangga. Makanya, bingung dan kaget juga kenapa bisa ditangkap polisi," ujar Parno.

Rumah Yanto, adalah rumah kedua yang dibatasi police line oleh pasukan Densus 88 Antiteror. Ia ditangkap saat bersama dengan Herman dan David.

Tak hanya tetangga Yanto yang bingung, warga sekitar rumah Herman dan David pun tak kalah kagetnya. Evi yang juga tetangga dua kakak beradik ini menyatakan bingung melihat polisi bersenjata lengkap yang berlari ke arah gang rumahnya menuju rumah Herman.

"Saya lagi nyapu, langsung lari masuk ke rumah. Warga banyak yang langsung sembunyi. Kita kan enggak pernah lihat polisi bersenjata gede gitu, sambil lari-lari gitu. Jadi mending sembunyi aja," kata Evi.

Kedua kakak beradik ini, tutur Evi, adalah dua anak yang sopan. Meski mereka jarang bergaul dengan lingkungan sekitarnya. Keduanya selalu menyapa, jika melewati rumah Evi. Tak ada tanda-tanda, keduanya terlibat organisasi radikal tertentu, maupun memiliki kegiatan khusus yang mencurigakan.

"Kelihatannya sih normal-normal aja. Mereka juga cuma bareng ibunya. Tapi saya kaget juga tuh dengar waktu ditangkap polisi katanya bawa bahan-bahan buat rakit bom dari situ," papar Evi.

Sejak pukul 12.00 WIB hingga saat ini, rumah Yanto, dan rumah Herman-David, ramai dikunjungi warga sekitar. Warga, menutup akses jalan yang biasanya menjadi jalan pintas menuju ke Universitas Bina Nusantara (Binus) maupun daerah Rawa Belong. Densus 88 belum meninggalkan lokasi, sehingga puluhan warga sekitar pun masih menjadi penonton setia peristiwa olah tempat kejadian itu.

"Untung aja udah ditangkap. Ngeri juga kalau udah buat bom dulu," kata seorang warga yang tak mau disebutkan namanya.

Prihatin, kaget, dan marah akibat hadirnya tiga terduga teroris di wilayah itu terdengar hampir di setiap sudut jalan yang dilewati JPNN. Warga tak pernah mengira, tiga orang yang terlihat normal dalam kesehariannya itu bisa ditangkap polisi. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Teroris Incar Kedubes AS, Mako Brimob, Freeport

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler