Kendati demikian, minimnya infrastruktur berupa kualitas jalan, pelabuhan, energi, air bersih menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi Riau. Hal itu disampaikan Wakil Ketua KADIN Provinsi Riau, Viator Butar Butar dalam diskusi "Geliat Dunia Investasi di Riau" di Jakarta, Rabu (19/12).
"Kapasitas jalan kita hanya delapan ton, padahal standarnya 12 ton. Kalau di Abu Dhabi itu unlimited. Pelabuhan juga demikian. Ini perlu kita cermati karena infrastuktur sangat mendukung iklim investasi," katanya.
Selain itu, Viator juga menilai belum disahkannya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Riau memiliki implikasi cukup besar terhadap iklim investasi di Riau. Di samping itu, banyaknya konflik lahan dan masalah perizinan yang belum terselesaikan.
Mengutip data terakhir World Economic Forum, Indonesia pada urutan ke-50 dari 144 negara. Sementara untuk tingkat ASEAN, Indonesia berada di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand dalam hal kemudahan investasi. Bahkan dari segi kemudahan bisnis dan mendapatkan kredit, Indonesia masih berada di bawah Brunei dan Vietnam.
"Nah ke depan, perekonomian Riau akan sangat tegantung kemampuan pemerintah pusat dan daerah dalam memelihara dan meningkatkan iklim investasi yang kondusif," ujar Viator yang juga Tim Riau Investment Award itu.
Ditekankannya, ada empat faktor yang perlu dijadikan prioritas demi mendongkrak investasi. Yaitu kelembagaan perizinan, infrastuktur, keamanan dan kepastian hukum, serta kebijakan dan regulasi.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPRD Tolak Bahas APBD
Redaktur : Tim Redaksi