Tergiur Jadi Model, Imigran Ganteng Inipun Rela Jadi Gigolo

Jumat, 09 September 2016 – 10:54 WIB
Lima dari 10 imigran diamankan Imigrasi Batam karena diduga melakukan pekerjaan haram, Kamis (8/9/2016). Foto: anggie/batampos/jpg

jpnn.com - BATAM - Petugas Imigrasi sudah memeriksa 10 imigran pencari suaka yang terlibat bisnis lendir di Batam, Kepulauan Riau. Dari pengakuan mereka kepada petugas imigrasi ini memang cukup mengejutkan.

Misalnya pengakuan salah satu imigran bernama Justin ini. Ia mengaku terjun ke dunia haram tersebut setelah menerima ajakan Bonny Syahrio. 

BACA JUGA: Duh, Menjambret Kok Ajak Saudara Perempuan, Begini Jadinya

Ceritanya bergini. Sebulan lalu Justin berangkat ke Jakarta bersama Bonny Syahrio untuk mendaftar sebagai model di sebuah agency. 

Itu setelah Justin tergiur ajakan Bonny yang dikenalnya di Hotel Kolekta, Nagoya Batam.

BACA JUGA: Parah, Pembantu Setubuhi Anak Majikan Penderita Disabilitas

"Saya ketemu Bonny sekitar delapan bulan lalu. Dia tawari saya kerjaan sebagai model di Jakarta. Saya pun mau," ujar remaja 17 tahun itu.

Justin mengklaim dirinya layak menjadi seorang model. Alapagi dengan penampilan fisik yang sangat proporsional. Berkulit putih bersih, hidung mancung dan berbadan atletis, adalah keunggulan fisik yang dimilikinya.

BACA JUGA: Selain Digarap Aa Gatot Sampai Hamil, Citra juga Dicekoki Sabu

Ditambah lagi, untuk menguatkan keinginannya menjadi seorang model, ia pun tekun belajar bahasa Indonesia. "Saya sudah 1,5 tahun di Indonesia. Sekarang sudah lancar berbahasa Indonesia," tuturnya seperti diberitakan batampos (Jawa Pos Group) hari ini (9/9).

Namun langkahnya untuk menjadi model tersebut tersendat karena dana. "Butuh dana Rp 10 juta untuk lengkapi surat izin dan segala macamnya, makanya saya balik ke Batam lagi," sambung Justin.

Ia mengaku, Bonny menawari pekerjaan jadi gigolo untuk mendapatkan dana tambahan. "Yang penting bisa jadi model, jadi saya mau turuti kata Bonny," ucapnya.

Melalui Bonny, Justin bersama sembilan rekannya yang merupakan imigran atau pencari suaka asal Afghanistan dan Pakistan itu, diperkenalkan ke beberapa wanita di Batam yang membutuhkan pelepas nafsu.

Kesepuluh imigran itu aktif mengikuti fitnes di salah satu gym di Nagoya. Hingga informasi adanya imigran berolahraga bersama wanita Indonesia di Batam, membuat pihak imigrasi Batam menelusuri kegiatan mereka.

Kepala Bidang Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi kelas I Khusus Batam, Muhammad Novyandri mengatakan, kesepuluh imigran tersebut telah terbukti melakukan pekerjaan yang melanggar hukum.

"Kami melakukan penyamaran melalui petugas imigrasi berinisial J, yang mencoba memesan salah satu imigran gigolo tersebut," ujar Novyandri.

Dari pesan singkat melalui WhatsApp antara Bonny dan J, lanjut Novyandri, mereka meminta tarif 800 dolar Singapura. "Kami bersedia agar pergerakan jaringan dapat dihentikan," ucapnya.

Sabtu (3/9) lalu, pihak Imigrasi Batam bergerak melakukan penangkapan. "Justin ditangkap di Hotel Amir Harbour Bay. Sementara yang lainnya ditangkap di berbagai tempat yang berbeda," sebut Novyandri.

Sesuai pemeriksaan yang sudah dilakukan, Novyandri menyatakan pihaknya akan mendeportasi kesepuluh pencari suaka tersebut. "Masih dalam proses pemeriksaan lebih dalam," pungkasnya. (cr15/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Digerebek Saat Tidur Pulas, Pasutri Pelaku Pencurian Marahan di Dalam Sel


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler