Terima Audiensi Pengurus Aspek, Menaker Ida Bahas Dampak Digitalisasi Bagi Tenaga Kerja

Senin, 09 Oktober 2023 – 22:08 WIB
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah (tengah) menggelar audiensi pengurus ASPEK Indonesia di Gedung Kementerian Ketenagakerjaan , Jakarta, Senin (9/10). Foto: Dokumentasi Humas Kemnaker

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menker) Ida Fauziyah menerima audiensi pengurus Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia di Gedung Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Jakarta, Senin (9/10).

Dalam pertemuan tersebut dibahas dampak digitalisasi di sektor tenaga kerja di dunia perbankan.

BACA JUGA: Kemnaker Pulangkan 32 Calon Pekerja Migran yang Terjaring Sidak di Bandara Kertajati

Menaker Ida Fauziyah mengatakan era digitalisasi di dunia perbankan memberikan dampak pada jabatan, seperti teller dan front office.

Namun pada implementasinya, tidak serta merta dilakukan rekrutmen pada jenis jabatan teller dan front office, dan peningkatan rekrutmen pada jenis jabatan teknologi informasi.

BACA JUGA: Kemnaker Gelar Indonesian Healthcare Business Matching di Abu Dhabi, Ada Target Besar

"Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia usaha agar tetap selaras mengikuti perkembangan dan mampu meningkatkan SDM untuk industri masa depan," kata Menaker Ida Fauziyah.

Menurutnya, industri perbankan harus menyiapkan diri menghadapi era digitaliasi agar dapt menjaga kualitas layanan nasabah dan mewujudkan iklim ketenagakerjaan yang kondusif.

Dia mengingatkan digitalisasi merupakan sebuah keniscayaan bagi dunia usaha, termasuk industri perbankan.

Karena itu, lanjut Menaker Ida, digitalisasi yang diterapkan secara berkelanjutan di industri perbankan dapat menjaga semangat peningkatan layanan bagi para nasabahnya.

"Peningkatan layanan tersebut selain didorong melalui pengelolaan manajemen perusahaan yang baik, juga harus didorong oleh hubungan kemitraan yang baik di perusahaan antara pengusaha dengan para pekerja atau buruh," terangnya.

Menaker Ida menyebutkan diproyeksikan sekitar 23 juta pekerjaan akan hilang terdampak digitalisasi hingga 2030, sehingga tenaga kerja perlu program skiling, reskilling dan up-skilling.

"Meski ada 23 juta pekerjaan yang hilang, Kemenaker juga memproyeksikan akan muncul 27-46 juta pekerjaan baru sebagai dampak digitalisasi hingga 2030, " ujarnya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler