jpnn.com, JAKARTA - Seorang pelinting sigaret kretek tangan (SKT) di Surabaya Eni Susila (49) terus tersenyum ketika melihat saldo tabungannya bertambah.
Siang itu, ketika saldo di tabungannya bertambah setelah menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).
BACA JUGA: BLT Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau Dibagikan ke 5.030 Pekerja IHT
Ibu dua anak ini merupakan karyawan di PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) sebagai salah satu penerima BLT.
“Langsung saya pakai untuk pengembangan bisnis makanan,” katanya seperti dikutip dari keterangan resmi Sampoerna di Jakarta, Kamis (24/8).
BACA JUGA: Lewat BLT, Jokowi Dinilai Berhasil Selamatkan Ekonomi Masyarakat
Eni pun langsung membeli bahan baku keripik yang dia jual di marketplace.
Selama tiga tahun terakhir ini, ia mempersiapkan diri untuk menyambut masa pensiun dengan menjadi pelaku wirausaha.
BACA JUGA: Gandeng Pos Indonesia, Pemkot Batam Salurkan BLT Daerah
Tempatnya bekerja, Sampoerna, juga menyediakan pelatihan kewirausahaan dan literasi keuangan untuk persiapan purna tugas.
Tujuannya, agar tetap berdaya dan memiliki sumber penghasilan alternatif saat memasuki masa pensiun. Perempuan berkacamata itu ingin tetap produktif dan bisa terus membantu perekonomian keluarganya.
"Alhamdulillah bisa bantu suami dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” jelasnya.
Eni merasa senang menjadi bagian dari perempuan tangguh yang sudah hampir 30 tahun bekerja di sektor IHT. Selain memiliki kemampuan untuk melinting, ia dan beberapa temannya juga diajari untuk merintis usaha. Dia pun mengawali dengan membuat keripik.
“Semangatnya biar dapur tetap mengepul, jadi kami ingin terus produktif,” sambungnya.
Sutiah, 48, pekerja di Sampoerna lainnya yang juga menerima BLT mengaku senang dengan adanya BLT DBHCHT yang bisa dipakai untuk modal usaha.
Berapa pun rezeki yang masuk, dia ingin menjadikannya sebagai tambahan semangat dalam membangun usaha kecilnya, minuman herbal.
Perempuan tiga anak ini senang dengan iklim pertemanan serta semangat kerja di IHT. Selama beberapa tahun terakhir ini, ia rutin untuk mendapatkan tambahan skill dalam merintis usahanya.
“Kami diajari cara berproduksi, harus stabil. Ada juga tentang pengemasan yang bagus, serta pemasaran yang baik,” katanya.
Dia dan ribuan pekerja di sektor IHT telah menerima BLT. Tambahan bantuan itu ingin dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha. Untuk bisa memperkuat produk dan pangsa pasar yang akan terus digarap.
Dirinya yakin dengan semangat yang kuat, maka ruang untuk bisa berkembang semakin terbuka lebar.
“Ibu-ibu itu ulet. Kami saja kalau punya uang Rp 100 ribu di dompet bisa dipakai untuk macam-macam peluang. Ini alhamdulillah dapat Rp1,5 juta dari Gubernur Jatim lewat BLT. Jadi bisa saya maksimalkan untuk usaha,” ucapnya.
Sebagai informasi, BLT yang akan disalurkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur memiliki total sasaran 9.259 orang, tersebar di 54 perusahaan yang berasal dari 38 kabupaten/kota di Jatim.
Untuk jumlah anggaran yang dikeluarkan oleh Pemprov Jatim sendiri mencapai Rp 13,9 miliar.
Adapun perincian penerima BLT DBHCHT di Bakorwil Pamekasan dan Surabaya sebanyak 5.030 orang. Untuk sisanya ada di Madiun sejumlah 1.864 orang, Bojonegoro ada 1.502 orang, Malang ada 859 orang dan Jember ada 3 orang. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul