SURABAYA - Harga teh terancam anjlok terimbas perlambatan perekonomian global. Tidak hanya di pasar ekspor, harga teh di market domestik juga diperkirakan turun. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII memproyeksi harga teh di pasar ekspor menjadi USD 2,10 per kilo kering tahun ini. Angka tersebut turun 13,9 persen dibanding 2011 yang mencapai USD 2,44 per kilo kering.
"Sampai sekarang harganya masih stabil di kisaran USD 2,4 per kilo kering. Tapi, karena rencana kerja dan anggaran perusahaan mengestimasi harga teh turun karena krisis Eropa, kami dituntut siap," ungkap Sekretaris Perusahaan PT PTPN XII Herry Poerwanto,(2/3).
Herry menjelaskan, mayoritas teh yang dihasilkan perkebunan PTPN XII adalah untuk ekspor. Sepanjang tahun lalu, komposisi ekspor bisa 73 persen atau 2.044 ton dari kapasitas produksi teh pada 2011 sebesar 2.800 ton. Negara tujuan ekspor teh di antaranya Pakistan dengan komposisi 30 persen dan Malaysia 18,9 persen. Sedangkan Iran dan Rusia masing-masing 14 persen dan 9 persen, serta Singapura 8 persen. Sisanya, diekspor ke negara seperti Inggris, Belanda, dan Swiss.
"Yang kami ekspor adalah teh jenis high grade. Di pasar global, teh kita banyak terserap untuk pasar ritel," terangnya.
Potensi penurunan harga tidak hanya terjadi pada teh jenis high grade, tapi juga menyerang teh low grade. Sepanjang 2011, harga teh jenis low grade di kisaran Rp 8.550 per kilo kering. Namun, pada 2012 diproyeksikan turun menyentuh Rp 8.300 per kilo kering. Jenis low grade banyak untuk memenuhi pangsa pasar domestik. Seperti industri hilir skala kecil menengah, dan beberapa pabrik teh besar di wilayah Bandung dan Jakarta.
Jebloknya harga dikhawatirkan menyebabkan performa revenue atau pendapatan PTPN XII dari sektor perkebunan ikut terpangkas. Sebab itu, tahun ini pihaknya menggenjot produksi teh, meski peningkatannya tipis. Jika pada 2011 kapasitas produksi teh hanya 2.600 ton, pihaknya mematok target pertumbuhan produksi 7,69 persen menjadi 2.800 ton pada 2012.
Komposisi ekspor teh makin ditingkatkan seiring bertambahnya produksi. Tahun ini, ekspor teh ditargetkan naik 26 persen dibandingkan tahun lalu. Yakni dari 2.044 ton menjadi 2.588 ton per tahun. Dengan begitu, pihaknya optimistis kalaupun harga teh menurun, tetap sanggup menambal pendapatan. Tahun lalu, revenue dari penjualan teh tercatat Rp 44,8 miliar. Rinciannya, komposisi penjualan teh high grade Rp 43 miliar dan teh low grade Rp 1,8 miliar.
Tahun ini, pihaknya ditargetkan mampu membukukan penjualan teh Rp 49,5 miliar. Revenue dari teh high grade dipatok naik menjadi Rp 47,8 miliar dan untuk teh low grade menjadi Rp 1,7 miliar.
"Harga teh memang sangat fluktuatif bergantung mekanisme pasar karena harus melalui lelang. Tapi kami wajib mengantisipasi melalui peningkatan produktivitas di lapangan," jelasnya.
Saat ini, terang dia, luas perkebunan teh PTPN XII per 2011 sebesar 1.739 hektare yang tersebar di beberapa wilayah. Seperti Bantaran Kediri, Wonosari Lawang, dan Kertowono Lumajang. (gal/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapkan Rumah Murah di Bekasi-Depok Rp 25 Juta
Redaktur : Tim Redaksi