jpnn.com - JAKARTA - Wakil Sekretaris Fraksi Hanura Dadang Rusdiana mengatakan telalu beresiko bila Setya Novanto kembali disodorkan sebagai Ketua DPR.
Sebab, posisi pimpinan dewan merupakan pertaruhan nama baik institusi.
BACA JUGA: Jessica Disebut Bunuh Mirna Dengan Sianida Secara Terencana
Dikatakan Dadang, skandal Papa Minta Saham yang menyeret nama Novanto sudah terlanjur melekat pada ingatan masyarakat.
Dalam kasus itu ada persoalan etik serius yang diduga dilanggar.
BACA JUGA: TNI Ultah, Jenderal Gatot Keluarkan Tujuh Perintah
"Bahwa Pak Novanto ada persoalan etik yang serius. Karena beliau sebagai ketua lembaga tinggi negara bicara dengan pengusaha dan punya kepentingan-kepentingan yang tentunya tidak baik," kata Dadang di kompleks Parlemen Jakarta, Rabu (5/10).
Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menyatakan rekaman percakapan Setya Novanto dengan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin, tidak kuat. Berbeda dengan MKD yang menangani masalah etik.
BACA JUGA: 60 Persen Bahan Baku Obat di Indonesia Diimpor dari Tiongkok
Terlebih lagi, Novanto sudah memilih mengundurkan diri atas persoalan yang dihadapinya ketika itu.
"Dan proses pengunduran diri Pak Novanto itu adalah pengakuan bahwa ada problem etik yang dilanggar beliau. Dan ketika beliau kembali jadi ketua DPR tentu yang bakal berisiko besar di depan rakyat adalah lembaga DPR," jelasnya.
Karena itu, tambahnya, terlalu berisiko bila memaksakan Novanto yang kini menjabat Ketua Umum Partai Golkar, kembali jadi ketua DPR. Sekaligus, bukan tindakan yang bijak.
"Ini sangat kontraproduktif dengan penguatan DPR dan akan menimbulkan kegaduhan baru yang akan menganggu produktivitas lembaga ini. Akan terjadi silang sengketa dan kontra antar fraksi," pungkasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perayaan Ultah TNI Tanpa Pameran Alutsista, Ternyata Ini Sebabnya
Redaktur : Tim Redaksi