Terlibat Demo Anti-Erdogan, Dermawan Turki Dihukum Penjara Seumur Hidup

Selasa, 26 April 2022 – 21:22 WIB
Dermawan Turki Osman Kavala dihukum penjara seumur hidup atas keterlibatannya dalam demonstrasi menentang pemerintahan otoriter Recep Tayyip Erdogan. Foto: ANTARA/Anadolu Kultur/HO via Reuters/as)

jpnn.com, ANKARA - Amerika Serikat menyatakan sangat kecewa dengan vonis penjara seumur hidup bagi dermawan Turki Osman Kavala atas keterlibatannya dalam demonstrasi menentang pemerintahan otoriter Recep Tayyip Erdogan.

Hukuman itu dijatuhkan tanpa pembebasan bersyarat pada Senin.

BACA JUGA: Tentara Rusia Tembaki Masjid, Erdogan Malah Undang Putin ke Turki

"Vonis tidak adil yang dijatuhkan kepadanya tidak sejalan dengan penghormatan terhadap hak asasi manusia, kebebasan mendasar, dan aturan hukum. Sekali lagi kami mengimbau Turki untuk membebaskan Osman Kavala," kata Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya pada Senin.

Kavala dihukum atas tuduhan mencoba menggulingkan pemerintah Turki dengan mendanai unjuk rasa. Kasus itu dinilai pengadilan tinggi Eropa dan negara-negara Barat bersifat politis.

BACA JUGA: Temui Anak Buah Erdogan, Menlu Retno Bahas G20 dan Krisis Ukraina

"Kami sangat prihatin dengan pelecehan hukum secara terus menerus kepada masyarakat sipil, media, serta tokoh politik dan bisnis," kata Deplu AS menambahkan.

Kavala, 64 tahun, telah dipenjara selama 4,5 tahun tanpa putusan hukum dan membantah tuduhan terkait aksi protes Gezi.

BACA JUGA: Turki Serahkan Kasus Khashoggi kepada Arab Saudi, Erdogan Jilat Ludahnya Sendiri

Protes itu bermula dari demonstrasi kecil di sebuah taman Istanbul pada 2013, lalu membesar menjadi kerusuhan anti pemerintah di seluruh Turki.

Dalam pembelaannya sebelum pembacaan vonis, Kavala mengatakan tuntutan hukuman seumur hidup itu didasarkan pada "bukti yang bukan bukti" dan sama dengan "tindak pembunuhan dengan menggunakan peradilan".

Kavala memainkan peranan penting dalam mengembangkan masyarakat madani di Turki sebelum ditahan pada 2017, mulai dari mendirikan penerbitan untuk perubahan sosial setelah kudeta Turki pada 1980 hingga mendorong kebudayaan lewat organisasi Anadolu Kultur. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler