jpnn.com, SURABAYA - Daud, siswa kelas XII SMK tak henti-henti mengucap kata maaf dan kapok di Mapolsek Simokerto, Surabaya.
Dia tampak sangat menyesal karena tidak bisa mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) karena terlibat pencurian kendaraan bermotor (curanmor).
BACA JUGA: Lah Cemen, Ditangkap Polisi Kurir Curanmor Malah Nangis
"Saya mencuri untuk bayar uang sekolah Rp 500 ribu," kata Daud di Mapolsek Simokerto.
BACA JUGA : Lah Cemen, Ditangkap Polisi Kurir Curanmor Malah Nangis
BACA JUGA: Perempuan Ini Bawa Kabur Sepeda Motor Pelanggan Usai Kencan
Siswa yang tinggal di Platuk Donomulyo itu beralasan sungkan jika harus meminta uang terus-menerus kepada kedua orang tuanya.
Apalagi, penghasilan orang tuanya tidak tetap. Daud juga punya dua adik yang masih bersekolah.
BACA JUGA: Ujian Nasional SMA Hari Pertama Berjalan Lancar
Namun, uang hasil mencuri tidak hanya digunakan untuk membayar sekolah. Sisanya digunakan untuk dugem bersama teman-temannya. Hal itu dia akui saat diperiksa penyidik.
BACA JUGA : Pelaku Curanmor Gagal Lari ke Atap, Babak Belur Dikeroyok Warga
Daud ditangkap polisi beberapa hari setelah mencuri motor. Penangkapan Daud bermula dari laporan korban, Nur Sugiyanti, warga Rangkah.
Sepeda motornya hilang Maret lalu saat diparkir di depan minimarket Jalan Ngaglik. Laporan itu ditindaklanjuti polisi dengan mendatangi lokasi.
Di lokasi kejadian, polisi memeriksa rekaman CCTV yang ada di minimarket tersebut. Dari rekaman itu, polisi mendapat titik terang.
Wajah pelaku terekam ketika mencuri motor. Termasuk, motor yang dia gunakan untuk mencuri. Otomatis, nama dan alamat Daud langsung dikantongi polisi. "Saya pakai kunci T yang saya bawa dari rumah," jelas Daud.
BACA JUGA : Pelaku Curanmor Nyaris Tewas, Untung Diselamatkan Emak - Emak
Dari penyelidikan itu, polisi kemudian menggerebek tempat tinggal Daud pada Selasa (2/4). Tersangka tidak melawan.
Bahkan, Daud langsung mengakui perbuatannya ketika diinterogasi oleh polisi. Saat menggeledah, petugas menemukan beberapa barang bukti di dalam kamar pelaku. Yaitu, kunci T yang digunakan Daud ketika beraksi.
Hasil penyidikan cukup mengejutkan. Ternyata, itu bukan pencurian pertama yang dilakukan oleh Daud.
Dia telah berkali-kali mencuri motor di wilayah Surabaya. "Sudah empat kali. Tempatnya beda-beda," tambah Daud.
Selain mencuri motor di depan minimarket Jalan Ngaglik, pelaku pernah mengambil motor orang di depan minimarket Jalan Simokerto.
Bahkan, Daud doyan ngembat HP. Dia mengaku pernah mencuri HP di dalam rumah di Granting Baru.
Barang curian dijual pelaku melalui media sosial. Daud mengunggah foto motor curian di grup-grup Facebook dan menawarkannya dengan harga yang cukup murah.
Yaitu, Rp 2 juta-Rp 2,5 juta. Begitu ada orang yang tertarik untuk menawar motor curian, kedua pihak menyepakati tempat transaksi.
Pelaku mengaku tidak memiliki komplotan saat beraksi. Hasil penjualan juga dia nikmati sendiri.
Kapolsek Simokerto Kompol Masdawati Saragih mengatakan, tersangka tetap diproses sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
"Karena pelaku tidak di bawah umur," tegas Masdawati. Apesnya, Daud tidak bisa mengikuti UNBK. Sebab, anak pertama itu meringkuk di penjara untuk menjalani proses hukum. (yon/c11/eko/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendikbud: Alhamdulillah, SMA di Sulsel 100 Persen UNBK
Redaktur & Reporter : Natalia