Terlihat Lebih Muda sebelum Keberangkatan ke Tanah Suci

Jumat, 12 September 2014 – 06:29 WIB

jpnn.com - Ipati Binti Tapa, salah seorang jamaah calon haji asal Kota Palu, Sulawesi Tengah yang belum lama ini dikabarkan wafat saat pulang dari Salat di Raudah Masjid Nabawi. Sebelum keberangkatannya ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji, semua keluarga dan sanak saudaranya, melihat ada tanda-tanda yang tidak lazim di raut wajahnya. Seperti apa?

Sunyi tampak di kediaman mendiang Ipati Binti Tapa. Suasana duka masih terasa di rumah tersebut. Meski tidak terlihat bendera putih, dipasang di depan pekarangan. Juga tidak terlihat adanya  tenda dan kursi. Namun dari dalam rumah, terdengar lantunan ayat suci Al-quran.

BACA JUGA: Ada Aktor yang Menggerakan di Balik Aksi Geng Motor di Makassar

Saat Radar Sulteng menyambangi kediaman yang beralamat di jalan Kamboja Perumnas Balaroa, ternyata lantunan ayat suci Alquran itu, dibacakan oleh anak-anak kandung median Ipati.

Kamis kemarin, adalah hari ketiga setelah kepergian mendiang menghadap Sang Illahi Rabb. Kepergian almarhum, sangat terasa bagi keluarga. Meskipun keluarga mengetahui, bahwa kepergian almarhum, saat akan memenuhi panggilan Allah SWT untuk berkunjung ke tanah suci.

BACA JUGA: Gunung Slamet Meletus, Tak Ada Kebakaran Hutan

Almarhum Ipati, meninggalkan tiga anak dan empat cucu, serta seorang Cicit. Di mata keluarga, mendiang dikenal sebagai sosok ibu dan nenek yang sangat ramah, penyayang khususnya cucu dan cicit-nya. Selain ramah kepada keluarga dan saudara, mendiang dikenal adalah sosok wanita  yang taat beribadah.

“Mendiang itu adalah orang yang kami kenal paling rajin, bahkan jika ada acara keluarga, mendiang yang selalu paling pertama datang untuk membantu,” ungkap H Hadawiah, adik Sepupu almarhum seperti yang dilansir Radar Sulteng (Grup JPNN.com), Jumat (12/9).

BACA JUGA: Gunung Slamet Meletus, Warga Panik tapi Belum Dievakuasi

Mendiang menutup usia di umur 60-tahun. Hal yang paling berkesan di akhir-akhir sebelum keberangkatannya ke tanah suci, semua orang dan keluarga melihatnya, tampak lebih cantik dan lebih muda. Seakan-akan ketika itu, usianya lebih muda dari usianya saat ini, yakni 60 tahun. Tetapi pihak keluarga mengaku tidak memiliki sedikit firasat bahwa keberangkatan mendiang ke tanah suci, sekaligus jalan almarhum untuk kembali ke sisi Allah.

“JJustru almarhum terlihat sangat sehat dan ceria, karena almarhum bisa menjalankan niat dan kewajibannya sebagai Hamba Allah, dan kami keluarga tidak menduga” jelasnya.

Menurut keluarga, mendiang sangat berkeinginan menunaikan rukun Islam kelima tersebut. Bahkan keinginan mendiang itu sudah sejak 2009 silam. Hanya baru dapat terlaksana pada tahun ini, bersama sejumlah jamaah haji lainnya termasuk tujuah keluarga mendiang.

Almarhum Ipati,l tergabung dalam pemberangkatan jamaah haji asal Sulteng kloter tiga penerbangan Balikpapan Kalimantan Timur.

“Mendiang pernah mengatakan kepada kami dia ingin meninggal tanpa harus merepotkan orang lain, ternyata keinginannya itu dijawab oleh Allah. Kami ikhlas atas kepergian almarhum, karena mendiang meninggal di jalan yang sangat di ridhai Allah SWT,”  sambung  Larangreng, suami almarhum.

Kata Larangreng, juga yang menjadi keinginan istirinya, meninggal tanpa ingin merepotkan orang lain, karena almarhum pernah merawat dan menjaga Ibu-nya selama empat tahun lamanya. “Mungkin alasan itu, sehingga dia menceritakan keinginannya kepada kami,” jelasnya.

Larangreng, juga menceritakan bahwa dia tidak menyangka, bahwa sang istri, bisa menunaikan rukun Islam yang kelima, mengingat dirinya dan mendiang dulunya adalah orang miskin dan orang yang tak memiliki apa-apa saat tinggal di kampong halamannya di daerah Kabupaten Bajo Kecamatan Pelawa.

“Jujur, dulunya kami orang yang tidak punya apa-apa. Tapi semenjak merantau ke Kota Palu, dan berdagang, hingga saat ini sudah 10 tahun lamanya di Kota Palu, barulah, ada perubahan hingga bisa membeli rumah dan menunaikan haji. Terus terang, semua orang di kampung tidak percaya jika mendiang bisa melaksanakan haji,” kisah Laranggeng.

Olehnya dia bersama keluarga, telah mengikhlaskan kepergian mendiang, meski jenazahnya tidak akan pernah dilihatnya. Apalagi kata Laranggeng, sang istri bakal dimakamkan di baqi, tepatnya di samping makam-makam sahabat Nabi Muhammad SAW. “Mungkin almarhum adalah pilihan, kita telah mengikhlaskan,” pungkasnya.(radar sulteng)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamanan Daerah Perbatasan Masih Prioritas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler