jpnn.com - MAGELANG - Rohmadi dan lima tukang yang sedang membuat saluran septic tank di Dusun Trasan Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang pada Kamis lalu (28/7) terkaget-kaget. Cangkul dan linggis yang digunakan untuk membuat saluran septic tank membentur benda keras di kedalaman 2,7 meter.
Rohmadi dan rekan-rekannya pun berupaya menyingkirkan batu itu. Ternyata berat. Akhirnya, tanah di sekitar batu digali. Tujuannya agar batu itu bisa disingkirkan.
BACA JUGA: Astaga..Truk Kehilangan Kendali, 10 Tewas
Ketika akan disingkirkan, benda aneh itu ternyata merupakan batu berbentuk menyerupai cobek. ”Sempat kaget, karena batu berbentuk cobek tersebut ukurannya jumbo,” katanya seperti dikutip Radar Kedu (Jawa Pos Gorup).
Rohmadi mengatakan, proses pengangkatan benda itu cukup sulit dan butuh waktu lama. Batu mirip cobek itu baru bisa terangkat ke permukaan setelah para tukang menggunakan alat derek.
BACA JUGA: Daftar Haji Sekarang, Berangkat 23 Tahun Lagi
”Butuh waktu lebih dari lima jam untuk mengangkat ke atas karena saking beratnya. Pembuatan saluran septic tank yang seharusnya selesai Kamis, terpaksa selesai hari ini (Jumat, red). Bus beton juga sudah bisa dipasang,” bebernya.
Batu cobek yang berhasil diangkat itu langsung menjadi tontonan warga setempat karena ukurannya tidak wajar. Ketika dilakukan pengukuran, batu titu berdiameter dalam 1,8 meter dan berdiameter luar 1,13 meter.
BACA JUGA: Keren! Pasukan Baret Merah Turun Bantu Korban Banjir Serang
Berita penemuan batu itu langsung santer berhembus di masyarakat. Karenanya, pihak Muspika Srumbung dan perangkat Desa Bringin bergantian meninjau lokasi.
Sejauh ini, Rohmadi mengaku belum melaporkan temuan kepada dinas terkait seperti Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala atau Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah. Ia malah berniat menyimpannya sebagai hiasan jika rumahnya sudah jadi.
”Seandainya pemerintah mau mengambil, saya keberatan. Jika memaksa, saya mengharapkan ada kompensasi,” tandasnya.
Terpisah, Kepala Dusun Trasan, Dwi Kuswoyo menuturkan, penemuan batu semacam itu baru kali pertama terjadi. Menurutnya, kemungkinan batu itu berasal dari Merapi yang dipahat oleh nenek moyang mereka.
”Dusun ini kan sangat dekat dengan Kali Blongkeng dan Kali Putih yang menjadi langganan aliran lahar dingin Gunung Merapi. Sehingga banyak material batu yang ikut terseret arus hingga sampai sini,” katanya menduga.
Dwi juga mengaku mendengar cerita orang dulu bahwa di bawah tanah Dusun Trasan ada semacam terowongan menuju aliran Sungai Sirahan. “Tapi untuk kejadian penemuan batu ya baru pertama kali ini, tak tahu juga keduanya berhubungan atau tidak,” ucap Kuswoyo.(hanif/isk/jpg/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Wajah Pria yang Relakan Pacar Digilir 25 Pemuda
Redaktur : Tim Redaksi