Ternyata, Indonesia Masih Butuh 3 Ribu Petugas Keamanan Bandara

Kamis, 25 Februari 2016 – 06:21 WIB
Ilustrasi bandara. Foto: dok. JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Standar keamanan di bandara di Indonesia dinilai masih belum ideal. Ini dibuktikan dari aspek jumlah petugas keamanan yang masih belum mencukupI.  Hal itu membuat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencoba meningkatkan jumlah petugas keamanan yang sesuai standar.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Suprasetyo mengatakan, terdapat 14 ribu petugas keamanan yang sudah memiliki lisensi tersebar di 235 bandara. Namun, jumlah itu tetap masih belum cukup. Dengan kondisi saat ini, Indonesia setidaknya membutuhkan 3 ribu tambahan personel agar aspek keamanan bisa dijamin.

BACA JUGA: Implementasi Paket Ekonomi Masih Perlu Waktu

’’Kekurangan itu kalau ternyata jam operasi bandara masih sama seperti sekarang. Namun, jika bandara-bandara menambahkan jam operasi untuk lebih maksimal, kekurangannya sampai 15 ribu personel,’’ ujarnya di Jakarta kemarin (24/2).

Karena itu, dia berusaha untuk terus menambal kekurangan itu. Sebab, bandara adalah salah satu obyek vital nasional. Namun, hal tersebut tidak tercermin dalam beberapa insiden.M isalnya kasus penyusupan ke roda pesawat Garuda Indonesia oleh Mario di Bandara Sutan Syarif Kasim II, Pekanbaru, tahun lalu.

BACA JUGA: Pemerintah Godok Aturan Penggunaan Mobil Listrik

’’Karena itu, kami meluncurkan aplikasi pengujian lisensi personel keamanan penerbangan berbasis online. Ini dibuat untuk untuk mempermudah pemangku kepentingan mengurus birokrasi. Dalam hal ini pengurusan, penerbitan, perpanjangan dan pengawasan lisensi bisa dipantau secara langsung dan cepat,’’ ungkapnya.

Namun, hal tersebut bukan berarti tidak ada pendidikan yang diterima oleh petugas keamanan. Menurutnya, petugas jelas harus memahami teori dan informasi yang ada terkait keamanan bandara. Namun, aplikasi online tersebut diakui bakal memudahkan para calon petugas untuk mendaftar dan menjamin keadilan dalam proses seleksi.

BACA JUGA: Pemerintah Bidik Korea Selatan untuk Investasi Konstruksi

’’Dengan ujian online, kalau dinyatakan gagal ya gagal. Kalau ujian tatap muka masih bisa diberi ujian ulang,” ujarnya. (bil/flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Industri Hulu Petrokimia Sangat Mendesak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler