Ternyata, Ini Biang Kerok Ambrolnya Harga Bitcoin Cs, Masih Bisa Berlanjut?

Minggu, 15 Mei 2022 – 06:46 WIB
Analis dan praktisi hukum di Frans & Setiawan Law Office, Hendra Setiawan Boen mengungkapkan penyebab ambrolnya harga kripto. Iustrasi: ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic

jpnn.com, JAKARTA - Analis dan praktisi hukum di Frans & Setiawan Law Office, Hendra Setiawan Boen mengungkapkan penyebab ambrolnya harga kripto.

Menurutnya, harga Bitcoin dan Etherum yang terjadi dalam seminggu terakhir dinilai karena gerakan menjual kripto di seluruh dunia.

BACA JUGA: Kripto Terra LUNA Ambyar, Nasib Bitcoin Cs Diramal Bakal Begini

"Tekanan ekonomi dan kekhawatiran atas inflasi," ujar Hendra seperti dikutip dari Antara, Minggu (15/5).

Menurut dia, salah satu pemicunya adalah perang Rusia-Ukraina yang mengakibatkan terganggunya pergerakan ekonomi di Eropa.

BACA JUGA: Konon Masa Kehancuran Kripto di Depan Mata, Ini Daftar Harga Bitcoin Cs Hari Ini

"Kenaikan faktor suku bunga pinjaman mengakibatkan inflasi yang cukup tinggi dan akan terus naik," ungkapnya.

Oleh karena itu, para investor cenderung menjual aset yang berisiko, misalnya tidak memiliki fundamental atau underlying yang pasti, dalam hal ini mata kripto.

Dalam seminggu terakhir, Bitcoin dan Etherum mengalami tren penurunan lebih dari 20 persen. Namun, ada juga uang kripto Terra Luna yang turun hingga 90 persen.

“Selama perang antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung kemungkinan kripto akan terus turun karena kinerja stablecoin Terra USD juga terus memburuk. Selain itu, pasar kripto juga menunjukkan arah bubble karena memang overvalue. Koreksi terhadap harga akan terjadi cepat atau lambat,” kata Hendra.

Hendra melanjutkan walaupun sudah bubble, tetapi dia melihat gelembung harga kripto belum akan pecah. Melihat tren kenaikan dan penurunan selama ini, kripto memang cenderung turun tajam, dan kemudian naik tinggi.

"Tidak ada ukuran jelas untuk memprediksi nilai aktual aset tanpa fundamental adalah salah satu alasan kripto termasuk produk berisiko dan berbahaya untuk investasi," ucap Hendra. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler