Ternyata Jenderal Yusuf Masuk Daftar Buronan Interpol, Kasus Besar, Ada yang Tewas

Senin, 23 November 2020 – 22:32 WIB
Jendera Yusuf (kiri), di Mapolda NTB, Minggu (22/11). Foto: ANTARA/Dhimas B.P

jpnn.com, MATARAM - Direktur Reserse Narkoba Polda NTB Kombes Helmi Kwarta Kusuma Putra Rauf mengungkap peran dari pria yang dikenal dengan sebutan Jenderal Yusuf, si pengendali rumah produksi sabu-sabu di Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur.

"Pengendalinya ini kami duga si Jenderal Yusuf. Dia yang menyuplai bahan baku," kata Helmi di Mataram, Senin (23/11).

BACA JUGA: Lihat Nih Tampang Jenderal Yusuf, Pengendali Rumah Produksi Sabu-sabu yang Dikelola Ustaz SA

Dari hasil pemeriksaan, penyidik mengetahui bahan baku dalam bentuk cairan kimia tersebut dikirim langsung dari Malaysia.

Pengirimnya seorang kenalan Jenderal Yusuf ketika bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI).

BACA JUGA: 10 Fakta Usaha Sabu-Sabu Ustaz SA dan Jenderal Yusuf, Nomor 3 Ironis Banget

Helmi mengatakan, bahan baku itu dikirim oleh rekannya dari Malaysia setelah Jenderal Yusuf mentrasfer uang Rp 300 juta.

Pemesanan bahan baku tersebut dilakukan via sambungan telepon.

BACA JUGA: Bripka FS Dipecat dari Polri Tidak Dengan Hormat, Tanpa Rasa Syukur, Cuma Ada Foto

Jenderal Yusuf memesannya dari dalam Lapas Kelas IIA Mataram.

Pesanan diarahkan langsung ke rumah produksi sabu-sabu milik seorang pria yang dikenal dengan panggilan Ustaz SA yang berada di Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur.

"Jadi yang menyuruh ustaz ini memproduksi sabu-sabu itu adalah Jenderal Yusuf. Cara pembuatannya di bawah kendali Jenderal Yusuf," ucap dia.

Jenderal Yusuf dengan inisial MY itu merupakan narapidana kasus narkoba yang telah menjalani hukuman empat tahun penjara di Lapas Kelas IIA Mataram.

Dalam perkaranya, Jenderal Yusuf divonis sepuluh tahun penjara oleh Hakim Pengadilan Negeri Mataram pada 2016 lalu.

Bahkan dalam catatan kriminalnya, Jenderal Yusuf masuk dalam daftar buronan Interpol terkait kasus pencurian di Brunei Darussalam dan juga di Malaysia yang berujung pembunuhan korban.

Kasus tersebut terjadi ketika Jenderal Yusuf ini bekerja sebagai PMI.

Penangkapannya berawal dari penggerebekan rumah produksi sabu milik Ustaz SA di Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, pada Sabtu (21/11) sore.

Ustaz SA ditangkap bersama pria berinisial RI (43), yang diduga berperan sebagai orang suruhannya.

Dari penggerebekan yang dilaksanakan oleh tim gabungan Ditresnarkoba Polda NTB bersama Satresnarkoba Polres Lombok Timur di bawah kendali AKP I Made Yogi Purusa Utama itu, ditemukan sebuah ruangan yang diduga menjadi tempat produksi sabu-sabu.

Kemudian dari hasil penggeledahan, diamankan cairan kimia beragam jenis pada botolan jerigen kotak berwarna putih.

Ada yang bertuliskan cairan mekaphelamit, mixsofir, dan dimethyl sulfoxide.

Ada juga ditemukan tabung pemadam kebakaran, satu kotak aluminium foil, kompor elektrik, gelas ukur, dan juga cawan kaca.

Keberadaan rumah produksi sabu itu merupakan hasil pengembangan keterangan delapan orang yang lebih dulu ditangkap di sebuah indekos di wilayah Pancor, Kabupaten Lombok Timur, dengan barang bukti belasan gram sabu-sabu.

Delapan orang yang ditangkap pada Sabtu (21/11) siang itu berinisial SR (24), RS (27), HA (24), RP (25), LN (27), RAK (36), HA (37), dan SH (32).

Kini seluruh pelaku dan barang bukti telah diamankan di Mapolda NTB. Mereka yang masih menjalani serangkaian pemeriksaan itu terancam Pasal 112 Ayat 2, Pasal 113 Ayat 2, Pasal 114 Ayat 2, Pasal 132 Ayat 1 Undang-Undang RI Nomor 35/2009 tentang Narkotika dengan pidana paling berat hukuman mati. (antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler