jpnn.com - JAKARTA - Dua pelaku penyanderaan di rumah milik Asep Sulaeman di Pondok Indah, AJ dan S sempat panik. Begitu tahu rumah milik pensiunan ExxonMobil sudah dikepung polisi, pelaku bahkan sempat menangis dan menyiapkan skenario untuk menghindari langkah tegas polisi.
Kapolda Metro Jaya Irjen Moechgiyarto mengatakan, peristiwa penyanderaan itu bermula dari perampokan pada pukul 06.00. Sedangkan polisi sudah mengepung rumah yang beralamat di alan Bukit Hijau VII, Pondok Indah itu pukul 09.00.
BACA JUGA: Masyarakat Sunda Minta Rizal Ramli Mau jadi Cagub DKI
“Kita sudah sampaikan peringatan-peringatan. Tersangka sempat menangis,” ujar Moechgiyarto di depan rumah yang menjadi lokasi penyanderaan, Sabtu (3/9).
Selanjutnya, kedua pelaku menyusun skenario untuk melepaskan diri. Caranya adalah membuat kesepakatan dengan korban bahwa mereka masih satu bersaudara.
BACA JUGA: Inilah Penjelasan Kapolda soal Penyanderaan Pondok Indah
Kesepakatan itu bahkan dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh pelaku maupun Asep dan istrinya, Euis. Tujuannya mengelabui polisi bahwa tidak terjadi apa-apa di rumah korban.
“Mereka panik, dan akhirnya membuat kesepakatan seolah tak terjadi apa-apa,” ujar Moechgiyarto.
BACA JUGA: Beginilah Penyanderaan Pondok Indah Bermula
Pelaku pun mengembalikan barang-barang berharga yang sempat dirampas dari korban. Menurut Moechgiyarto, akhirnya yang terjadi adalah percobaan perampokan.
Akhirnya upaya perampokan itu gagal. “Karena ada polisi,” tegas Moechgiyarto.(mg4/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satu Penyandera Berbadan Tegap dan Berambut Cepak
Redaktur : Tim Redaksi