jpnn.com - SURABAYA - PDI Perjuangan hingga saat ini belum memutuskan nama yang akan diusung pada pemilihan gubernur DKI tahun depan. Namun, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu bukannya tak punya calon.
Menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, partainya masih dalam proses penjaringan calon untuk diusung pada pilkada DKI 2017. “Ada 35 orang yang mendaftar,” kata Hasto di Surabaya, Minggu (1/5).
BACA JUGA: Seknas Pemuda Indonesia yakin Adhyaksa Lebih Baik dari Ahok
Hasto tak menampik di antara nama itu ada nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Selain itu ada pula nama Bupati Ngawi Budi Sulistyo, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo, hingga Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Namun, Hasto menegaskan bahwa upaya menentukan calon untuk diusung pada pilkada DKI itu bukan semata-mata dari figur yang mendaftar. “Kami juga melakukan pemetaan politik,“ tegasnya.
BACA JUGA: Airlangga Pede Jadi Ketum Golkar, Ini Modalnya
Hanya saja, kata Hasto, beberapa nama yang mendaftar sebagai bakal cagub DKI dari PDIP memang para kepala daerah. PDIP bahkan proaktif mendatangi figur-figur potensial.
“Sebagian dari mereka adalah kepala daerah yang menang di kisaran 80 persen. Yang tidak mendaftar (penjaringan, red), kami yang proaktif,” tegasnya.
BACA JUGA: MK Kabulkan Permohonan Petrus Kasihiw - Matret Kokop
Lebih lanjut Hasto mengatakan, pilkada DKI justru menjadi momentum bagi para kepala daerah asal PDIP untuk beradu gagasan tentang cara mengembangkan provinsi yang juga ibu kota negara itu. Selain itu, PDIP juga melihat keinginan rakyat Jakarta tentang figur gubernur yang akan dipilih nanti.
“Kami tawarkan opsi-opsi ke kepala daerah dari PDIP. Tapi kami juga menjembatani harapan rakyat,” tegasnya.
Ia mencontohkan, jika rakyat DKI menginginkan gubernur yang humanis dan getol membuka ruang publik dengan membuat taman, maka Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memenuhi kriteria itu. Bahkan figur yang bukan kader PDIP pun punya peluang untuk diusung.
"Bu Risma dulu juga bukan kader saat dimajukan di pilkada Surabaya. Tapi Bu Mega melakukan pengamatan dan berdasarkan pengalaman maupun instuisi politik beliau, maka (Risma, red) dimajukan," tegasnya.
Saat ditanya apakah kedekatan Megawati dan Tri Rismaharini akhir-akhir ini sebagai sinyal bahwa PDIP bakal memboyong wali kota Surabaya itu untuk pilkada DKI, Hasto langsung menyodorkan jawaban diplomatis. “Soal kemesraan Bu Mega dan Bu Risma ya memang hubungan politik juga dibangun dari hubungan impersonal,” kilahnya.
Ia menambahkan, Megawati dan Risma justru mendiskusikan banyak hal dan bukan sekadar pilkada DKI saja. Sebab, diskusi itu juga untuk membangun gagasan-gagasan besar bagi seluruh daerah di Indonesia.
Hasto mencontohkan, dalam diskusi itu Risma mengaku dihubungi Bupati Samosir yang meminta bantuan untuk mengembangkan Danau Toba. “ Dan Bu Mega langsung memerintahkan Bu Risma membantu Bupati Samosir mengembangkan Danau Toba sebagai geopark,” tuturnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PPP Ogah Usung Calon dengan Elektabilitas Rendah
Redaktur : Tim Redaksi