Ternyata, Total Sudah Empat Harimau yang Mati

Minggu, 17 Juli 2016 – 00:52 WIB
Dua anak harimau Sumatera yang baru berumur enam bulan mati karena menderita sakit di Taman Marga Satwa Budaya dan Kinantan (TMSBK) atau Kebun Binatang Bukittinggi. Foto: NANDA/PADANG EKSPRES/JPNN.com

jpnn.com - BUKITTINGGI – Bukan hanya dua anak Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) yang mati di Taman Marga Satwa Budaya dan Kinantan (TMSBK) Bukittingi, Sumbar, pada akhir bulan Juni dan awal bulan Juli lalu. 

Ternyata, dua anak Harimau Dahan yang ada di objek wisata tersebut juga telah terlebih dahulu mati sekitar Akhir April dan awal Mei lalu. 

BACA JUGA: Tujuh Perda Dicabut, Tunggu Surat Resmi Kemendagri

Dengan diketahui kematian anak harimau dahan tersebut, total koleksi harimau yang tewas sejak empat bulan terakhir berjumlah empat ekor.

Kepala Bidang TMSBK Bukittinggi, Ikbal mengatakan keempat hewan ini mati dengan mengalami penyakit yang sama, yang oleh dokter hewan TMSBK disebut dengan adanya kelainan genetik.

BACA JUGA: Bandara Malang Masih Lumpuh

“Yang duluan mati sebenarnya adalah anak harimau dahan, yang satu mati pada akhir April lalu, dan satu lagi pada awal Mei. Tanggal pastinya saya tidak ingat. Yang jelas dari hasil pemeriksaan awal menurut dokter hewan kita, kedua anak harimau dahan ini mengalami kelainan genetik,” terang Ikbal saat ditemui di TMSBK, Sabtu (16/7) sore.

Ikbal membeberkan, pada awalnya kelainan anak-anak harimau dahan ini sebenarnya sudah diketahui sejak dalam kandungan. 

BACA JUGA: Astagaaa, Mantan Bintang Timnas Jadi Begal Motor

“Jujur saya katakan, sebenarnya induk harimau dahan ini memiliki tiga anak yang di kandungnya, namun satu mati dalam kandungan, satu lagi prematur, dan satu lagi lumayan sehat namun tidak bertahan lama,” beber Ikbal sembari mengakui kesalahannya karena terlambat memberitahukan ke  publik terkait kematian hewan tersebut.

Meski lahir dalam keadaan seperti itu sambung Ikbal, pihaknya telah berusaha untuk melakukan berbagai upaya untuk menolong keselamatan anak harimau dahan tersebut.

“Kita sudah bawa berobat ke Klinik milik Dinas Peternakan Sumbar di Padang, disana sempat dirawat. Namun, hanya bertahan hingga akhir bulan April. Sebelumnya saat dirawat anak harimau dahan tersebut sempat sudah sehat dan sudah bisa bermain-main di dalam kandang, namun akhirnya sebelum meninggal kondisinya down dan tidak tertolong lagi,” ungkap Ikbal

Hal yang sama juga terjadi pada dua anak Harimau Sumatera, dengan mengidap penyakit yang sama. Kondisi kedua anak harimau yang sempat diberi nama Thamrin dan Sarinah tersebut juga tidak tertolong setelah kondisinya menurun drastis.

“Yang satu mati pada 30 Juni lalu dan sehari kemudian pada 1Juli juga mati satu lagi. Keduanya mati di dalam kandang di TMSBK,” ucap Ikbal.

Terpisah, Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias mengakui, bahwa dirinya baru kemarin mendapat laporan kematian harimau tersebut.

“Baru kemarin saya mendapat laporan kematian harimau itu. Laporan yang saya terima hanya dua ekor Harimau Sumatera yang mati. Satu mati saat lebaran, satu lagi sekitar tiga hari yang lalu. Sementara kematian dua ekor Harimau Dahan, saya belum dapat laporan itu,” ungkap Ramlan Nurmatias.

Nurmatias menegaskan, Pemko Bukittinggi siap mempidanakan oknum petugas Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) atau Kebun Binatang Bukittinggi, jika nantinya terbukti melakukan kekerasan terkait matinya harimau koleksi TMSBK.

 “Kami masih menunggu hasil autopsi. Tapi, jika nanti terindikasi adanya unsur kekerasan yang dilakukan oknum petugas TMSBK yang mengakibatkan harimau itu mati, saya langsung yang akan melaporkannya ke polisi,” tegas Ramlan Nurmatias kepada wartawan saat peresmian musholla SMA Negeri 3 Bukittinggi, Sabtu (16/7). (st/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kunjungi Banten, Prabowo Berkali-kali Singgung Pilpres 2014


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler