jpnn.com - jpnn.com - Teror berupa ketukan pintu saat tengah malam semakin meresahkan masyarakat Sekadau, Kalimantan Barat. Bahkan pintu rumah polisi juga diketuk pelaku misterius.
Teror itu masih berlangsung dan menyebar ke sejumlah desa di Kecamatan Sekadau Hilir. Warga diminta tenang dan tidak mudah mengaitkannya dengan fenomena mistis.
BACA JUGA: Misteri Ketuk Pintu Tengah Malam, Diintip...Ternyata
“Ada yang berkeyakinan hal itu berbau mistis. Kalau saya tidak percaya dengan hal seperti itu (mistis, red),” ucap Kyai Mudhlar, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sekadau, seperti diberitakan Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group) hari ini.
Kyai Mudhlar berharap, masyarakat tidak mudah percaya bahwa ketukan pintu itu berbau hal gaib.
BACA JUGA: Radikalisme Merajalela, Dorong Reaktualisasi Pancasila
Bahkan ada yang justru mengait-ngaitkan dengan kejadian penemuan mayat tanpa kepala. Menurutnya, hal itu tidak masuk akal.
“Yang penting jalani apa adanya, jangan takut. Takut hanya kepada Allah. Bukan hal-hal lainnya,” tegas pengasuh Pondok Pesantren Ar-Rahmah tersebut.
BACA JUGA: Misteri Ketuk Pintu Malam Hari, Warga Resah
Kyai Mudhlar tidak membantah jika teror tersebut sudah membuat keresahan di masyarakat. Dalam kegiatan safari subuh bersama Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sekadau, ia selalu mengimbau kepada masyarakat agar tidak khawatir.
Yang penting, kata dia, berikhtiar dan hati-hati menutup pintu dan lain sebagainya.
“Sebagai muslim, mau tidur berdoa. Jangan takut kepada hal-hal yang tidak jelas,” pintanya.
Kyai Mudhlar menilai, ada juga dampak baik dari teror ketukan pintu itu. “Alhamdulillah, ada manfaatnya. Sekarang Siskamling aktif lagi dengan adanya isu itu,” tegas Kyai Mudhlar.
Pastor Paroki Santo Petrus dan Paulus Sekadau, Kristianus CP juga tidak mau menyangkutpautkan isu ini dengan fenomena mistis.
“Sebab saya belum pernah dengar kesaksikan secara langsung dari warga yang pernah diketuk pintunya,” ulas Pastor Kris.
Pastor Kris mengakui, ia baru mendengar isu tersebut dari mulut ke mulut. Ia pun mengakui, banyak warga yang resah.
Karena itu, dalam beberapa minggu terakhir, isu ketukan pintu tersebut pun menjadi bahan pembahasannya di gereja saat menyampaikan pesan misa.
Yang ia sampaikan, umat bisa mengambil manfaat positif di belakang berkembangnya teror ketukan pintu tersebut.
“Ini mengingatkan kita agar lebih waspada. Mau tidur, berdoa dan tidak mudah meninggalkan rumah. Para suami juga harus bisa sadar diri, agar tidak mudah meninggalkan istri dan anak-anaknya saat malam hari. Sebagai polisi dalam rumah tangga, suami harus ingat dan membatasi aktivitas di luar. Jam 21.00 dan 22.00 sudah harus pulang menemani kaluarga,” tegas Pastor Kris.
Aksi teror ketukan pintu di Sekadau memang cukup mengemparkan. Kasus ini menjadi perbincangan hangat, baik di masyarakat secara umum, maupun di dunia maya, seperti facebook.
Minggu malam (5/2), aksi serupa terjadi di RT 4, RW 01, Desa Mungguk. Yang menjadi sasaran adalah rumah Supardi, guru SDN Nomor 02 Desa Mungguk.
“Rumah kami digedor orang sekitar pukul sebelas malam (23.00),” ucap Jamilah, 48 istri pemilik rumah kepada Rakyat Kalbar, kemarin.
Menurut ibu dua anak itu, waktu kejadian, dia bersama keluarga sudah tertidur. Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu depan. Dan mereka pun langsung terbangun, tapi tidak berani membuka pintu.
Sang suami, Supardi langsung menelepon keluarganya yang tinggal tak jauh dari lokasi. Supardi juga menelepon Kepala Desa Mungguk, Agustami.
Sejumlah warga yang mendapat telepon, langsung berdatangan. Namun sesaat sebelum warga datang, bunyi ketukan sudah hilang.
“Tidak ada pelakunya. Tapi kami heran juga, kalau memang manusia, mana mungkin bisa masuk ke dalam teras rumah. Soalnya, rumah kami berpagar besi dengan tinggi hampir dua meter dan pagar juga dalam keadaan terkunci,” sambung Jamilah.
Kepala Desa Mungguk, Agustami mengakui mendapat laporan adanya ketukan pintu itu. Ia pun langsung datang ke rumah Supardi. “Tapi setelah kami cari, tidak ada pelakunya,” ujar Agustami.
Agustami pun mengaku heran dengan kejadian itu. Bahkan ia berinisiatif untuk menggelar ritual tolak bala.
“Kita masih berkoordinasi untuk menggelar tolak bala dan menghubungi orang pintar,” ungkapnya.
Selain rumah Supardi, pada waktu yang hampir bersamaan, teror ketukan pintu juga dikabarkan terjadi di Jalan Perintis, Desa Mungguk. Bahkan beberapa waktu lalu, rumah salah seorang anggota polisi yang bertugas di Polres Sekadau juga dikabarkan mendapat teror yang sama. (bdu)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua Dewan Adat Dayak: Jangan Sembarangan Menuduh
Redaktur & Reporter : Soetomo