jpnn.com, JAKARTA - Mabes Polri memastikan terduga teroris Mulyadi yang menusuk anggota Brimob Polri tidak terafiliasi dengan kelompok teroris mana pun. Polisi menduga Mulyadi melakukannya dengan pola lone wolf atau serigala tunggal.
Menurut Wakil Ketua Rancangan Undang-undang (RUU) Terorisme Supiadin Aries Saputra, meski penusuk Brimob itu bertindak sendirian tapi tetap saja tujuannya adalah menebar ketakutan. Sebab, aksi lone wolf hanya salah satu cara melakukan teror.
BACA JUGA: Menyerang Orang Salat Jelas Bukan Ajaran Islam
"Itu kan (lone wolf, red) modus. Tapi motifnya sama yaitu membunuh untuk menimbulkan ketakutan massal. Modusnya menggunakan bom atau pisau," kata Supiadin di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (3/7).
Politikus Partai NasDem yang juga pensiunan TNI dengan pangkat terakhir mayor jenderal itu menambahkan, yang perlu didalami adalah pergeseran pola teror. Yakni dari teror secara berkelompok, menjadi aksi perorangan.
BACA JUGA: Ingat, TNI Digembleng untuk Siap Mati
Menurutnya, bisa jadi para teroris sudah kehabisan bahan baku bom sehingga mengalihkan aksinya secara perorangan agar mudah bergerak dan sulit terdeteksi. Terlebih lagi, sekarang mereka muncul di tempat yang tidak terduga dan sistem pengamanannya relatif lemah seperti masjid.
Karenanya Supiadin mengatakan, hal pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan orientasi warga tentang keamanan. "Mau ke mal, kantor pos, pasar, toilet, masjid maka harus dipastikan secure (aman, red),” katanya.
BACA JUGA: Waspada! Alumni Perang Suriah Menyebar di Seluruh Indonesia
Dia juga merespons positif keinginan Kemendagri mengaktifkan kembali early warning system di masyarakat. Misalnya mewajibkan warga yang bertamu ke wilayah lain selama 1x24 jam harus melapor ke RT/RW.
"Karena itulah diperlukan peran masyarakat," tegasnya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bu Mensos Sebut Brimob Korban Penusukan Punya Daya Tahan Luar Biasa
Redaktur : Tim Redaksi