AMENAS—Dua pekerja asing dilaporkan tewas dalam sebuah penyerangan sebuah lapangan gas milik perusahaan Inggris, British Oil Company (BP) di Amena, Aljazair, Rabu (16/10) waktu setempat. Seperti dilansir kantor berita BBC, Rabu, seorang dari korban itu diyakini berkebangsaan Inggris.
Selain itu kini sedikitnya 41 orang pekerja lainnya masih disandera oleh kelompok teroris yang diyakini sebagai bagian dari jaringan Al-Qaida ini. Dari jumlah itu 20 orang diantaranya diketahui merupakan warga negara asing seperti Amerika, Inggris, Prancis, Norwegia dan Jepang.
Mengutip salah seorang pekerja lapangan gas tersebut AFP menyebutkan para pelaku meminta pembebasan 100 orang rekan mereka yang ditahan pemerintah Aljazair sebagai tebusan.
Menteri dalam negeri setempat menjelaskan kelompok penyerang ini datang ke lapangan gas yang digarap bersama oleh BP, Sonatrach (Aljazair) dan Statoil (Norwegia) ini menggunakan tiga kendaraan dilengkapi senjata berat. Mereka datang sekitar pukul 05.00 waktu setempat.
Perusahaan catering Prancis, CIS yang beroperasi di kawasan itu menyebutkan saat peristiwa itu terjadi sekitar 150 pekerja lokal ada di lokasi. Namun mereka diizinkan pulang dan tidak ditahan seperti para pekerja asing yang menjadi sandera.
Masih dari sumber BBC, kelompok bernama Brigade Khaled Abu al-Abbas mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Mereka mengklaim kini tengah menahan sekitar 40 sandera termasuk tujuh warga Amerika, dua Inggris dan dua warga Prancis. Menurut mereka aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes atas intervensi militer Prancis di Mali beberapa minggu terakhir.
‘’ Kami meminta pemerintah Aljazair dan Perancis dan negara-negara para sandera, sepenuhnya bertanggung jawab atas kelambatan mereka dalam memenuhi tuntutan kami, terutam segera menghentikan agresi terhadap saudara-saudara kami di Mali,’’ ujarnya dikutip kantor berita ANI.
Sementara itu dalam sebuah keterangan pers Perdana Menteri Jens Stoltenberg menyebut dalam sandera itu pihaknya meyakini terdapat 13 orang warga negaranya. (zul/jpnn)
Selain itu kini sedikitnya 41 orang pekerja lainnya masih disandera oleh kelompok teroris yang diyakini sebagai bagian dari jaringan Al-Qaida ini. Dari jumlah itu 20 orang diantaranya diketahui merupakan warga negara asing seperti Amerika, Inggris, Prancis, Norwegia dan Jepang.
Mengutip salah seorang pekerja lapangan gas tersebut AFP menyebutkan para pelaku meminta pembebasan 100 orang rekan mereka yang ditahan pemerintah Aljazair sebagai tebusan.
Menteri dalam negeri setempat menjelaskan kelompok penyerang ini datang ke lapangan gas yang digarap bersama oleh BP, Sonatrach (Aljazair) dan Statoil (Norwegia) ini menggunakan tiga kendaraan dilengkapi senjata berat. Mereka datang sekitar pukul 05.00 waktu setempat.
Perusahaan catering Prancis, CIS yang beroperasi di kawasan itu menyebutkan saat peristiwa itu terjadi sekitar 150 pekerja lokal ada di lokasi. Namun mereka diizinkan pulang dan tidak ditahan seperti para pekerja asing yang menjadi sandera.
Masih dari sumber BBC, kelompok bernama Brigade Khaled Abu al-Abbas mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Mereka mengklaim kini tengah menahan sekitar 40 sandera termasuk tujuh warga Amerika, dua Inggris dan dua warga Prancis. Menurut mereka aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes atas intervensi militer Prancis di Mali beberapa minggu terakhir.
‘’ Kami meminta pemerintah Aljazair dan Perancis dan negara-negara para sandera, sepenuhnya bertanggung jawab atas kelambatan mereka dalam memenuhi tuntutan kami, terutam segera menghentikan agresi terhadap saudara-saudara kami di Mali,’’ ujarnya dikutip kantor berita ANI.
Sementara itu dalam sebuah keterangan pers Perdana Menteri Jens Stoltenberg menyebut dalam sandera itu pihaknya meyakini terdapat 13 orang warga negaranya. (zul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beijing Polusi Parah, Siswa Dilarang Olahraga
Redaktur : Tim Redaksi