Terowongan Hamas Target Utama Israel

PBB: Israel Langgar Hukum Internasional

Jumat, 01 Agustus 2014 – 08:28 WIB

jpnn.com - TEL AVIV - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak akan berhenti menggempur terowongan-terowongan milik Hamas di Jalur Gaza. Kemarin (31/7) Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan, pemusnahan terowongan militan tetap dia lancarkan dengan atau tanpa gencatan senjata.

 

 
"Kami sudah berhasil menghancurkan puluhan terowongan teror dan kami akan menuntaskan misi ini dengan atau tanpa gencatan senjata," ujar Netanyahu saat membuka rapat kabinet Israel.

BACA JUGA: Libur Lebaran, 21 Pengunjung Pantai Tenggelam

Dalam pidato yang disiarkan langsung stasiun-stasiun televisi Israel tersebut, tokoh 64 tahun itu menegaskan bahwa IDF akan terus menggempur terowongan militan yang konon jumlahnya mencapai ribuan tersebut.
 
Bagi Netanyahu, keberadaan terowongan-terowongan militan yang biasanya menjadi jalur transaksi senjata ilegal itu adalah ancaman. Bahkan, dia menegaskan, keselamatan warga Israel hanya bisa terjamin jika seluruh terowongan militan yang disebutnya sebagai terowongan teror tersebut hancur.

BACA JUGA: Amerika Serikat Dukung Persenjataan Israel Hancurkan Gaza

Karena itu, menghancurkan terowongan militan menjadi prioritas utama Israel dalam operasi daratnya kali ini.
 
"Saya tidak akan menerima proposal gencatan senjata yang melarang IDF menuntaskan misi," jelas pemimpin yang akrab disapa Bibi tersebut tentang misi pemusnahan terowongan militan.

Dia menambahkan, pemusnahan terowongan-terowongan militan di sepanjang Jalur Gaza merupakan langkah awal demiliterisasi perbatasan Israel dan Palestina.
 
Setelah misi untuk menghancurkan terowongan militan usai, Israel bakal menarik seluruh pasukannya dari Gaza. "Ini (pemusnahan terowongan militan) merupakan tahap pertama demiliterisasi," ucapnya.

BACA JUGA: Gaza Terus Memanas, SBY Kirim Surat Terbuka

Pernyataan Netanyahu tersebut mengindikasikan bahwa Israel telah mendapat restu dari negara-negara Barat terkait dengan pemusnahan terowongan militan itu.
 
Pada awal operasi darat 8 Juli lalu, militer Israel menegaskan, tujuan misi mereka adalah menghentikan serangan roket militan Gaza. Tetapi, seiring berjalannya waktu, Israel lantas mengubah fokus operasi militernya. Mulai 17 Juli lalu, IDF mengerahkan lebih banyak pasukan ke perbatasan untuk menghancurkan terowongan-terowongan Gaza.
 
Namun, Hamas dan militan Gaza tidak terlalu memedulikan ambisi Netanyahu tersebut. Meski harus kucing-kucingan dengan IDF, kelompok-kelompok radikal Gaza tetap bisa memanfaatkan terowongan untuk bertransaksi senjata. Mereka juga bisa dengan mudah menghindari ranjau-ranjau darat yang sengaja dipasang IDF di sekitar terowongan.
 
Sejauh ini, Israel mengerahkan sekitar 86.000 tentara cadangan ke Gaza. Tugas utama pasukan tambahan itu adalah mendukung misi penghancuran terowongan militan.

Selain melibatkan tentara cadangan, IDF menggunakan senjata-senjata canggih untuk bisa membuat lebih banyak orang celaka. Karena itu, PBB kembali menyerukan kepada Israel untuk mengutamakan keselamatan warga sipil.
 
"Yang mungkin tidak terpikirkan oleh penduduk dunia adalah masyarakat Gaza tidak mempunyai tempat berlindung. Mereka tidak bisa menyeberang ke perbatasan untuk menyelamatkan diri," ungkap Pierre Kraehenbuehl, pemimpin badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina.

Karena itu, dia mengimbau pemerintahan Netanyahu benar-benar memperhitungkan nyawa warga sipil Palestina.
 
Bersamaan dengan itu, Komisioner HAM PBB Navi Pillay mengecam agresi militer Israel atas Gaza tersebut. Dia mengkritik serangan yang menghancurkan rumah warga, sekolah, rumah sakit, klinik kesehatan, dan tempat penampungan PBB.

"Ada indikasi kuat bahwa Israel melanggar hukum internasional yang wajib ditaati seluruh negara," ungkap diplomat perempuan tersebut.
 
Lebih lanjut, tokoh asal Afrika Selatan itu menyatakan, Israel sengaja melakukan pelanggaran-pelanggaran tersebut. Sebab, jet-jet tempur IDF memang menarget rumah warga, sekolah, dan rumah sakit.

Padahal, beberapa sekolah milik PBB telah dialihfungsikan sebagai tempat penampungan warga. "Saya mengecam agresi (Israel) atas Gaza. Khususnya, penghilangan nyawa warga sipil. Ini salah," jelasnya. (AP/AFP/hep/c23/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Malaysia Airlines Nyaris Celaka di Adelaide


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler