Anggota sindikat Bali Nine termuda, Matthew Norman, menyampaikan ucapan selamat buat rekannya terpidana penyelundup narkoba, Renae Lawrence, yang akan bebas hari ini (21/11/2018).
Renae menjadi anggota sindikat Bali Nine yang dibebaskan setelah menjalani hukuman 13 tahun karena terbukti mencoba menyelundupkan 2,7 kilogram heroin dari Bali ke Australia.
BACA JUGA: Kisah Kota di Australia yang Ditinggalkan Penduduknya Dalam Semalam
Matthew yang kini berusia 32 tahun mendekam dalam LP Kerobokan sejak berusia 18 tahun. Dia divonis hukuman penjara seumur hidup.
Keduanya tadinya sama-sama menjalani hukuman di LP Kerobokan, namun Renae (kini 41 tahun) belakangan dipindahkan ke LP Bangli di Bali timur.
BACA JUGA: Tiga Pria Ditangkap Terkait Rencana Penembakan Massal di Melbourne
Ditanya apakah merasakan kepahitan karena Renae dibebaskan sementara dia tidak, Matthew mengatakan, hukuman yang mereka dapatkan memang seperti itu.
"Kami dijatuhi hukuman oleh pengadilan Indonesia," katanya kepada ABC.
BACA JUGA: Warga Australia Paling Banyak Kalah Taruhan Judi
Dia menambahkan hal itu semata-mata karena memang begitulah sistem peradilan di Indonesia.
"Dia dibebaskan dari hukumannya apapun alasannya. Dan kami mendapatkan hukuman kami. Kami harus menjalaninya dan tidak mencampuri urusan orang lain," katanya.
"Saya tak ingin jadi negatif atau apapun yang seperti itu. Tidak sehat. Saya berusaha jadi yang terbaik yang saya bisa," tutur Matthew.
"Berintrospeksi diri, melakukan apa yang saya bisa untuk diri sendiri dan semua orang di sekitar saya," katanya.
Namun Matthew mengaku masih menyimpang harapan kelak satu hari dia bisa bebas dari penjara.
"Saya percaya bahwa melalui sistem peradilan Indonesia, terkait hukuman seumur hidup, kita memiliki banyak kesempatan mendapatkan pengurangan hukuman," ujarnya.
"Kami telah mengajukan permohonan selama beberapa tahun terakhir untuk mendapatkan pengurangan tersebut," kata Matthew.
"Kami belum mendapatkannya, namun kami masih memiliki harapan... bahwa suatu hari kami akan keluar dari sini," tuturnya.
Dia mengaku selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dengan berpartisipasi dalam berbagai program dalam LP.
"Ada berbagai program seperti tenis dan kegiatan olahraga lainnya. Banyak peluang bagi kami di dalam penjara untuk memperbaiki diri," ucapnya.
"Kami berharap ketika bebas satu hari kelak, bukan hanya saya tetapi 1.500 narapidana di sini, kami semua memiliki keterampilan untuk tidak kembali ke penjara, bukan untuk mengulangi kejahatan tapi menjalani kehidupan yang bahagia dan sukses di luar," tutur Matthew.
Dia secara rutin, tiga kali seminggu, dibesuk oleh ayahnya yang kini tinggal di Bali.
"Saya percaya bahwa suatu hari kelak saya bisa pulang dan mengunjungi keluarga saya kembali," ujar Matthew Norman.
Sebagai catatan, Renae Lawrence yang dibebaskan hari ini pada awalnya juga mendapatkan vonis penjara seumur hidup. Namun melalui proses peradilan lebih tinggi hukumannya dikurangi menjadi 20 tahun.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Akibat Postingan Rasis di Medsos, Politisi Australia Ini Gugat Polisi