Terpukau Festival Palu Nomoni, Ini Permintaan Khusus Menpar

Minggu, 25 September 2016 – 23:56 WIB
Menteri Pariwisata Arief Yahya saat hadir di Festival Pesona Palu Nomoni 2016. Foto: Humas Kemenpar

jpnn.com - PALU – Menteri Pariwisata Arief Yahya terpesona dengan Festival Pesona Palu Nomoni 2016 yang diselenggarakan pada 24-26 September ini.

Itu karena seluruh kegiatan dalam festival tersebut direspons antusias oleh masyarakat. Ditambah kegiatan itu menggunakan logo dan tittle Pesona Indonesia.

BACA JUGA: Baleg Minta Masukan Provinsi Gorontalo untuk UU Pangan

Karena itu, usai mengikuti festival itu, Menteri Arief memiliki permintaan khusus.

“Saya kira tahundepan harus dirancang lebih go global, dipaskan di 27 September, Hari Pariwisata Dunia," ujar Arief saat didampingi Pasha alias Sigit Purnomo mantan vokalis Ungu band yang kini menjadi Wawalikota Palu. 

BACA JUGA: Menpora Hadiri Semarang Trabazone 2016 Jelajah Wisata Goa Kreo

Selanjutnya,  kata dia, Palu harus berkembang menjadi destinasi wisata berkelas internasional. Karena itu gunakan standar global, jika ingin menjadi pemain kelas dunia.

"Kemenpar akan mendukung untuk Go Internasional, karena Palu juga sudah membuktikan saat GMT Gerhana Matahari Total 2016 lalu paling heboh, paling ramai diantara 12 titik yang heboh diserbu wisman. PATA 2016 memberi penghargaan kepada Indonesia sebagai negara kreatif dalam memasarkan fenomena alam. Palu adalah penyelenggara yang terbaik," tuturnya. 

BACA JUGA: Pak Kapolri, Jangan Kombes Frangky Saja yang Disikat

Selain itu, lanjut Arief, Palu harus punya event internasional. Paling mudah sport tourism seperti Tour de Celebes 2017 yang berpusat di Palu.

Dia memastikan, Kemenpar akan mendukung semua kegiatan itu.

"Palu harus punya international port  baik airport dan seaport. Jadikan Palu sebagai hub city di wilayah timur. Itu akan membuat banyak penerbangan yang singgah dan transit di Palu sebelum membawa penumpang ke kota lain di Indonesia," kata Arief saat pembukaan festival di Penggaraman Pantai Talise. 

Dalam acara itu, Menpar  bersama Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, Walikota Palu Hidayat dan Wawali Palu Pasha.

Puluhan ribu pasang mata menyaksikan acara pembukaan itu. Acara dilanjutkan dengan menandatangi batu prasasti raksasa sebagai tanda keseriusan Sulteng menempatkan pariwisata sebagai panglima. 

Arief meminta kegiatan wisata demikian jangan sampai putus di tengah jalan.

"Kalau oke, berkesinambungan, langsung masukkan di agenda resmi event yang di-support Kemenpar pada September 2017 itu," kata dia. 

Walikota Hidayat pun siap mengangisipasi untuk semuanya. ”Ada sepuluh ritual adat balia yang menyambut pak Menpar Arief Yahya, Ritual ini merupakan kekayaan budaya nasional di tanah Kaili,” kata Hidayat.

Salah satu juru bicara Panitia FPPN, Sudaryano Lamangkona menjelaskan, ritual yang akan menyambut menteri dan para wisatawan tersebut terdiri atas Ritual Pompoura (Tala Bala’a) dari Kelurahan Balaroa dan Ritual Adat Enje Da’a dari kelurahan Donggala Kodi.

Ritual itu digelar di depan rumah makan Taman Ria, Teluk Palu.

Kemudian Ritual Tampilangi Ulujadi dari Kelurahan Kabonena dan Pompoura Vunja dari Kelurahan Petobo, dilakukan di Taman Datokarama.

 Ritual Manuru Viata Kelurahan Tipo dan Ritual Adat Jinja Kelurahan Lasoani dilaksanakan di ujung Jembatan 4 Ponulele.

Balia Topoledo Kelurahan Taipa dan Vunja Ntana Kelurahan Tanamodindi di Tugu Gerhana Matahari Teluk Palu.

“Jelas ini juga sekaligus sebagai upaya meningkatkan kunjungan wisatawan yang tahun ini menargetkan 500 ribu wisatawan nusantara dan 25 ribu wisatawan), ini perintah Pak Walikota langsung,” katanya. 

Menurutnya, kegiatan ini sudah bertahun-tahun diselenggarakan di Palu. Hanya saja nama yang membuat festival tahun ini sedikit berbeda.

“Tahun lalu namanya masih Festival Teluk Palu. Lalu kenapa sekarang ada Nomoni, itu artinya adalah berbunyi. Jadi kalau diartikan, gemakan sedikit Palu maka ini akan berbunyi, seperti dengan kedatangan Pak Menteri,” kata dia.

“Festival ini adalah sarana untuk melestarikan dan mengembangkan budaya masyarakat serta meningkatkan kunjungan wisatawan serta menggerakan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar,” katanya.  

Festival ini akan menampilkan atraksi menarik antara lain seni budaya. Hidayat mengatakan, kegiatan pertama sepanjang 7,2 km terdapat 520 titik pasang obor.

Kemudian ada suling dengan gendang yang akan berbunyi dan obor akan menyala serentak saat pembukaan festival.

“Kegiatan kedua akan mengangkat ritual adat. Juga akan ada panggung budaya di sepanjang 7,2 km itu. Yang membuat unik lainnya adalah kendaraan yang akan mengangkut wisatawan selama festival adalah dokar,” kata dia.

Festival yang telah diselenggarakan sejak 2008 ini diharapkan bisa mencapai kunjungan wisatawan di 2016 ini. Kota Palu di bawah kepemimpinan Hidayat dan Sigit Purnomo Said alias Pasha Ungu periode 2016-2021 akan dibangun dengan visi menjadikan Kota Palu sebagai kota jasa yang berbudaya dan beradab.

Hidayat sudah bersolek jauh-jauh hari untuk sarana dan prasana. Pihaknya sudah meminta pengusaha perhotelan di kota Palu untuk memenuhi permintaan akomodasi maupun kegiatan.

Apalagi di tahun-tahun mendatang, berbagai event nasional maupun internasional siap dihelat di Kota Palu.

Menurut Hidayat, selama ini ketersediaan kamar hotel tidak mampu memenuhi kebutuhan event.

“Beragam kegiatan tidak mampu diakomodir perhotelan. Sedangkan hari-hari biasa saja, tingkat hunian begitu tinggi, maka dari itu sudah jauh-jauh hari kami siapkan dan beri semangat pengusaha Hotel,” ujar Hidayat.

Dia menambahkan di tahun-tahun mendatang, sejumlah event yang sudah diagendakan Pemerintah Kota Palu. Antara lain Festival Pesona Palu Nomoni, Temu Budaya Nusantara, marathon internasional dan lain-lain.(adv/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Beda Kualitas Mayor Agus dengan Mas Ibas Versi PAN


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler