BONBOL - Derasnya arus sungai sepertinya harus diwaspadai, pasalnya dalam kurun beberapa waktu terakhir sungai sering memakan korban jiwa. Jika pada Selasa (22/5) kemarin, salah seorang warga Desa Mustika Kecamatan Paguyaman bernama Suleman Kadili (25) tewas terseret arus Sungai Paguyaman dan di temukan di wilayah aliran sungai di Desa Karya Murni Kecamatan Bilato, maka kali ini giliran Sungai Bone yang kembali memakan korban.
Harsono Umar (41) warga Desa Bondauna Kecamatan Suwawa selatan (Suwsel) juga meregang nyawa di tengah derasnya arus sungai Bone pada Rabu (23/5) kemarin. Informasi yang dirangkum Gorontalo Post (JPNN Group), Harsono pergi ke sungai Bone untuk mengambil dan mengngangkut batu serta kerikil menggunakan kendaraan tradisional Roda.
Menurut Rita Puge (35) istri Harsono , telah beberapa hari terakhir Harsono memang sering mengambil batu dan kerikil di Daerah aliran Sungai (DAS) Bone di Desa Bondauna. Sebenarnya Harsono adalah seorang petani kebun, namun berhubung ada sebuah proyek pembangunan sebuah fasilitas yang di tempatkan di Desa Bondauna, maka untuk mengisi waktunya, Harsono dan beberapa warga setempat ikut berpartisipasi sebagai buruh harian pengangkut batu untuk keperluan proyek tersebut.
Sampai akhirnya pada Rabu kemarin sekitar pukul 07.15 Wita, Harsono pun pamitan dan mulai beranjak menuju ke lokasi sungai Bone yang berjarak beberapa ratus meter dari rumahnya untuk mengangkut batu. Saat berpamitan itu menurut Rita maupun sanak keluarga lainnya tidak ada tanda-tanda maupun prasangka buruk yang mereka rasakan, sampai akhirnya pada pukul 08.30 mereka telah menerima kabar bahwa Harsono tewas tenggelam.
Selain itu Rita juga menuturkan bahwa dirinya tidak mengetahui apakah saat dilokasi Harsono ditemani oleh rekannya atau tidak. “Kami juga tidak ada yang mengetahui apakah dia (korban) sendirian di lokasi itu atau bersama rekannya yang lain,” kata Rita Puge yang terlihat sangat shock dan menolak untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Sementara itu menurut Ferla Lapananda (26) warga Desa Tinemba kecamatan Suwawa Selatan, mengaku pertama kali melihat Harsono tenggelam, ketika itu sekitar pukul 08.15 Wita, dirinya yang berada tidak jauh dari tepi sungai lokasi tenggelamnya Harsono melihat langsung Harsono yang telah tenggelam dan terseret arus.
“Saya saat itu hanya melihat tubuh korban telah tenggelam dan hanya tanggannya yang menggapai-gapai meminta pertolongan,” ucap Ferla kepada polisi ketika dilakukan olah TKP.
Namun ketika ditanyai apakah ada saksi lain yang bersama Harsono ketika itu, Ferla juga mengaku sudah tidak memperhatikannya karena dirinya terlanjur panik saat menyaksikan Harsono tenggelam. Selanjutnya Ferla yang mengaku tidak kuasa untuk melakukan pertolongan itu kemudian berteriak meminta pertolongan warga, sehingga tak lama kemudian ratusan warga langsung berkerumun di lokasi tenggelamnya Harsono dan mulai melakukan pencarian.
Sekitar pukul 09.00 Wita aparat Polres Bone Bolango dan juga Pospol Suwawa selatan serta disusul oleh tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bone Bolango tiba di lokasi dan membantu melakukan pencarian. Upaya pencarian sendiri berlangsung cukup lama, hal itu karena derasnya arus serta keterbatasan perlengkapan yang dimiliki.
Sehingg baru pada pukul 11.00 Wita salah seorang warga bernama Wahab berhasil menemukan Jenazah Harsono yang telah terjepit ranting dan kayu di dasar sungai dan dalam kondisi tewas. Akhirnya Wahab yang dibantu warga dan aparat yang ada berhasil mengevakuasi jenazah Harsono dan untuk di semayamkan di rumah duka. Sementara itu Harsono sendiri selama hidupnya dikenal warga sebagai sosok yang ramah. Harsono meninggalkan seorang istri dan empat orang anak masing-masing Yayu Umar (19) , Yuyun Umar (17), dan Tutun (15) serta Ade (7).
Kasat Reskrim Polres Bone Bolango, IPTU Adhi Pradana mengemukakan, pihaknya telah melakukan olah TKP di lokasi tenggelamnya Harsono. “Kami telah melakukan olah TKP disamping juga melakukan visum atas jenazah Korban, dan berdasarkan keterangan saksi dan hasil olah TKP maka sangat memungkinkan jika korban murni tewas karena terseret arus sungai Bone saat sedang melakukan aktivitasnya,” ucap adhi Pradana. Diutarakannya pula, pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi dan telah menandatangani berita acara penolakan otopsi. Jenazah Harsono kemudian di makamkan hari itu juga di lokasi pemakaman umum setempat. (tr-17)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bocah Tertembak Pistol Ayah Diperkirakan Cacat
Redaktur : Tim Redaksi