Poin satu yang biasanya jadi lokasi wisatawan lokal maupun mancanegara untuk menyelam dengan kedalaman 25 sampai 35 meter itu diketahui selama ini tidak pernah memakan korban.
Informasi yang dihimpun media ini, peristiwa bermula, saat korban bersama tujuh rekannya dan dua instruktur penyelaman (master dive) dari Paradise Resort sedang melakukan penyelaman dengan kedalaman 35 meter.
Setelah beberapa lama menyelam, instruktur pun meminta kepada delapan turis tersebut untuk segera naik dengan alasan dalam beberapa menit lagi akan ada gelombang pasang. Setelah pemberitahuan itu, enam dari delapan penyelam bergeser dari kedalaman 35 meter ke 25 meter. Namun dua di antaranya masih tetap berada di posisi ke dalam 35 meter.
Master Dive pun segera menyusul ke bawah, lantas membawa Lu Wei Feng ke atas atau ke posisi aman di kedalaman 25 meter. Setelah mengamankan Lu Wei Feng, Master Dive kembali menarik penyelam terakhir yang masih asyik menyelam di posisi 35 meter tersebut.
Nahas, saat instruktur turun ke bawah untuk membawa penyelam terakhir, Lu Wei Feng yang menunggu di kedalaman 25 meter, tiba-tiba hilang dan terseret arus air. Instruktur lantas kembali melakukan pencarian, dan menemukan Lu Wei Feng terapung di sekitar speedboat tak jauh dari titik penyelaman dengan kondisi sudah tak bernyawa lagi.
"Korban lantas dievakuasi dari tempat di temukan ke dermaga Paradise Resort," kata Kapolres Berau AKBP Endro Prasetyo.
Selanjutnya, sekira pada pukul 21.00 Wita, korban dievakuasi dari Pulau Maratua ke Tanjung Redeb, dan tiba pada pukul 24.00 Wita. Selanjutnya dilarikan ke RSUD Abdul Rivai Tanjung Redeb untuk diautopsi.
Kapolres menambahkan, atas kejadian tersebut, lima rekan korban telah dimintai keterangan sebagai saksi.
Selain itu, Polres Berau juga hingga kemarin masih memeriksa salah seorang pengelola Paradise Resort bernama Ambo, serta dua Master Dive, yakni Rifi dan Arief.
Dari tubuh korban, polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda atau bekas gigitan hewan air khususnya heran air yang dikenal beracun. Ditambah Endro, korban dan 9 rekannya, satu orang di antaranya perempuan, tiba di Berau pada Senin (30/4) lalu, menggunakan pesawat dari Balikpapan ke Berau. Mereka langsung menuju ke Pulau Maratua. Dari 10 turis Tiongkok tersebut, hanya satu, yakni turis perempuan yang pernah berkunjung ke Maratua.
Dari pemeriksaan polisi, seluruh wisatawan tersebut diketahui telah memiliki sertifikasi menyelam. "Semua punya sertifikasi menyelam. Memang mereka itu hobinya menyelam. Tujuan mereka ke sini memang untuk menyelam, mereka ingin mengetahui bagaimana kondisi alam bawah laut Pulau Maratua karena satu perempuan di antara mereka itu sudah pernah menyelam di Maratua," sebut Endro.
Keluarga korban di Guandong telah mendapat informasi dan menunggu jenazah korban dipulangkan. Upaya pemulangannya masih harus menunggu seluruh proses selesai termasuk hasil visum korban. Sembilan rekan korban saat ini masih di Berau. (zis/far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahkota Gadis Bisu Direnggut Kawan Sendiri
Redaktur : Tim Redaksi