Tersesat di Pedalaman Australia, Bertahan Hidup dengan Makan Lalat

Sabtu, 08 Maret 2014 – 15:01 WIB
Daniel Dudzisz. Foto: ABC

jpnn.com - Niatan Daniel Dudzisz untuk berjalan-jalan melewati alam berbuah petaka. Dia tersesat tanpa bekal memadai. Selama 17 hari, dirinya bertahan hidup dengan hanya memakan lalat.

= = = = = = = = =

BACA JUGA: Radar AL Vietnam Deteksi Pesawat Jatuh di Laut China Selatan

TUBUH Daniel Dudzisz kumal dan memprihatinkan ketika ditemukan seorang pengendara motor. Pria berusia 26 tahun itu tampak jelas sedang kelaparan. Dirinya ditemukan di anak sungai Cooper di luar Kota Windorah, Queensland, Australia. Meski begitu, Dudzisz menolak dibawa ke rumah sakit. Dia akhirnya diserahkan kepada polisi oleh pengendara tersebut.

Inspektur Mark Henderson mengungkapkan, Dudzisz dilaporkan hilang pada 17 Februari lalu. Saat itu Dudzisz, yang menderita diabetes dan bergantung dengan insulin, ingin berjalan kaki sendirian melintasi separo Australia. Namun, jejaknya hilang antara Kota Windorah dan Jundah, Queensland. Padahal, saat itu sedang terjadi banjir di daerah tersebut.

BACA JUGA: Minta Media Tak Sebar Rumor soal Malaysia Airlines

Kepada polisi, Dudzisz menyatakan tersesat. Dirinya sempat melewati dua titik banjir di Sungai Barcoo dan menghabiskan 10 hari berputar-putar di area yang sama. Bukan hanya itu, untuk bertahan hidup selama lebih dari dua minggu, Dudzisz hanya memakan lalat. Sebab, ketika berangkat, dia hanya membawa sedikit bekal yang berisi kacang-kacangan.

“Jika tidak mendengar sendiri dengan telingamu, kamu tentu tidak akan percaya,” ujar Henderson pada Perusahaan Penyiaran Australia. “Dia sempat bercanda tidak akan kelaparan di pedalaman Australia. Sebab, banyak lalat yang bisa dimakan untuk memenuhi kebutuhan protein,” tambahnya.

BACA JUGA: Malaysia Airlines Tolak Beber Identitas 12 WNI

Sejak Dudzisz hilang, polisi berusaha mencari dengan mengerahkan pengendara sepeda motor lokal. Selain itu, dilakukan pencarian dengan pesawat kecil. Namun, yang terlihat hanya air.

Perjalanan yang ditempuh Dudzisz selama tersesat terbilang tidak mudah. Henderson menuturkan bahwa daerah yang dilewati turis asal Jerman itu cukup terpencil. Jarang ada orang yang lewat daerah tersebut.

Dudzisz sejak awal memang berencana untuk berjalan melintasi Australia. Dia sudah berjalan melewati New South Wales dan Negara Bagian Queensland selama beberapa bulan. Para petani yang bertemu ataupun disinggahi Dudzisz biasanya memberi tahu kepada polisi.

Saat ini Dudzisz berencana melanjutkan perjalanannya ke bagian utara Australia. Menurut rencana, dia menuju Ayers Rock di jantung Australia.

Ketika diwawancarai majalah mingguan Queensland pada 6 Februari lalu, Dudzisz menyatakan bahwa perjalanannya itu memang cukup ekstrem. Tetapi, dia bisa mengatasinya. Sebab, dirinya sudah dua tahun tidak punya rumah. “Yang sangat saya sukai dari jalan kaki adalah perasaan tentang betapa dekatnya alam,” terangnya. (AFP/Brisbane Times/sha/c14/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fokuskan Pencarian Malaysia Airlines di Laut China Selatan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler