Yang menyakitkan lantaran gol penentu itu terjadi melalui gol bunuh diri bek Newcastle Mike Williamson pada menit ke-76. Sebenarnya, gol itu berasal dari sepakan keras Will Buckley yang mengenai Williamson dan mengarah ke gawangnya.
Pada akhirnya, diputuskan itu gol bunuh diri. "Saya akan senang bila tercatat sebagai pencetak gol, tapi siapa peduli. Yang penting kami lolos ke babak kelima," ujar Buckley yang terpilih sebagai man of the match, kepada The Sun.
Buckley mempersembahkan kemenangan itu kepada fans Brighton yang memadati stadion baru mereka berkapasitas 22 ribu penonton. "Saya bahkan seperti tak mendengar pikiran saya. Senang bermain di sini, mereka seperti pemain ke-12," puji Buckley.
Newcastle bukannya bermain buruk. Mereka mengawali pertandingan dengan sangat baik. Nyaris saja Leon Best membawa mereka unggul pada awal laga, tetapi sepakannya masih melenceng. Pada menit ke-12, Shola Ameobi juga punya peluang, tetapi gagal.
Tanpa kehadiran striker andalan mereka Demba Ba, Newcastle benar-benar kesulitan menjebol gawang Brighton yang dikawal kiper Peter Brezovan. "Saya pikir, kami tak benar-benar mengancam gawang mereka," kata Alan Pardew, manajer Newcastle.
"Kami bermain dengan cukup baik dan sangat nyaman. Kami hanya kesulitan melepaskan sepakan ke gawang untuk mendapatkan lebih banyak peluang. Sulit mengharapkan gol dari peluang-peluang seperti itu," bilang Pardew.
Bagi manajer Brighton, kemenangan mereka itu mengingatkannya pada memori 12 tahun lalu. Ketika itu pada Piala FA, Poyet yang membela Chelsea mencetak dua gol ke gawang Newcastle pada semfinal dan Chelsea melaju ke final dan juara.
"Kenangan yang menyenangkan, tapi itu sudah lama berlalu. Saat ini yang terpenting kami lolos ke babak berikutnya. Prestasi menggembirakan buat kami," kata Poyet. Brighton adalah satu dari empat klub kasta kedua yang lolos ke babak kelima. (ham)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pahe di Eropa, Premium di Malaysia
Redaktur : Tim Redaksi